[Rekayasa agar Percaya pada] Tragedi Ratna
Ratna Sarumpaet, perempuan lansia, artis, dan belakangan disebut sebagai aktivis perempuan pembela hak-hak rakyat; selanjutnya sebut saja Ratna, pada tanggal 20 atau 21 September 2018 pergi ke Bandung dengan pesawat, (tak ada laporan tentang maskapai penerbangan).
Setibanya di Bandara Bandung, ketika Ratna menunggu jemputan, ia dihadang oleh beberapa orang tak dikenal, dan membawanya masuk ke mobil. Di atas mobil tersebut, Ratna dipukul pada wajahnya, hingga babak belur (foto beredar di Medsos dan Media Pemberitaan Online).
Setelah itu, ketika Ratna sudah parah berdarah, ia diturunkan tak jauh dari area Bandara (tapi menurut  Nanik S Deyan, "Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi, Mbak Ratna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi,"). Ratna naik taksi hingga ke salah satu Rumah Sakit di Cimahi.
Di Rumah Sakit tersebut, Ratna mendapat perawatan; dan selanjutnya bisa kembali ke Jakarta. Tapi, ketika Fadli Zon mengunjungi Rata, menurut Fadli Zon, proser recoverynya hanya dua hari). Dari foto di Twitter, Fadli mengunjungi Ratna di di RS atau ketika masih dirawat atau di rumahnya. Â
Selanjutnya, menurut Zon, Â "Ratna mengalami penganiayaaan di area parkir mobil di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. Peristiwa tersebut terjadi pada 21 September 2018. "Jadi beliau juga sedang recovery karena ada luka jahitan di bagian kepala, oleh oknum-oknum yang saya kira melakukan satu tindakan keji pada Mbak Ratna,"
Juga, menurut Fadli, Ratna memperkirakan penganiayaan tersebut dilakukan oleh 2-3 orang. Ia tidak ingin diekspose karena ingin proses recovery dan juga tentu juga saya yakin beliau juga mengalami trauma, tidak pernah menyangka dalam hidup beliau ada satu perlakuan seperti itu."
Sayangnya, Ratnya tidak melaporkan penganiyaan terhadap dirinya tersebut ke Aparat Kepolisian. Ia lebih memilih diam dan pasrah pada apa yang dialaminya.Â
Sampai titik itu, kita harus tunjukkan solidaritas terhadap Ratna. Ia, seorang perempuan aktivis, harus mengalami penyiksaan dari orang yang tak dikenal.Â
Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema mengatakan, "Hingga saat ini polisi tidak menemukan laporan soal penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Kami sudah cek seluruh jajaran polsek, tidak ada laporan polisi. Apabila yang bersangkutan mengalami penganiayaan sebaiknya langsung melaporkan kejadian tersebut."
Karena peristiwa tersebut, sahabat-sahabat tercinta Ratna, melakukan publikasi, yang pada intinya, "Ratna mengalami kekerasan fisik, karena aktivitas dan perjuangannya membela rakyat yang tertindas." (Lihat image di atas)