Belum 24 Jam tiba di Kupang, 18 September 2018 yang lalu, karena urusan keluarga dan kekeluargaan; salah satu ponakan berkata, " Opa su pi pantai warna-warni Kupang ko;' maksudnya, Opa sudah ke pantai warna-warni atau belum. Saya pun menjawab bahwa, belum pernah ke tempat tersebut. Karena faktanya, hingga akhir tahun 2017, Â hanya sedikit warga Kodya Kupang yang tahu keberadaan pantai warna-warni.
Lalu, sejak kapan pantai yang masuk dalam wilayah Kelurahan Oesapa, Kodya Kupang itu menjadi tujuan wisata pantai, yang kini terfavorit di Kodya Kupang?
Lintasan
Berawal dari warga Kodya Kupang yang berasal dari pulau Jawa. Mereka tergabung dalam/di Kontak Kerukunanan Sosial (K2S) Paguyuban (asal pulau) Jawa di Kota Kupang. Sebagai paguyuban warga Kupang asal Jawa, mereka secara berkala melakukan kegiatan-kegiatan budaya di Kupang, sebagai ingatan pada Kampung Halaman dan silahturahmi. Salah satu kegiatan yang K2S Paguyuban Jawa Kota Kupang lakukan adalah perayaan Grebeg Suro atau Tahun Baru Suro 2017.
Pada waktu itu, panitia perayaan Grebeg Suro 2017 K2S Paguyuban Jawa Kota Kupang yang diketuai oleh Poedji Watono, ingin melakukan acara yang akhbar sekaligus memperkenalkan budaya Jawa, khususnya perayaan Satu Suro, ke masyarakat  NTT, utamanya Kota Kupang. Untuk itu, membutuhkan area terbuka yang cukup luas agar bisa menampung banyak orang.
Pilihan mereka adalah hamparan  pantai di Kelurahan Oesapa. Hamparan yang kosong tersebut kemudian ditata dengan aneka umbul-umbul dan tenda untuk kepentingan perayaan Tahun Baru Suro 2017; dilanjutkan dengan sejumlah besar kegiatan budaya  Jawa dan Suku serta Sub-suku di NTT.
Setelah kegiatan perayaan Tahun Baru Suro 2017, ternyata area yang telah tertata itu, tetap menjadi  'tempat ngumpul warga sekitar' untuk melihat terbenamnya matahari (sementara pantai di bagian lain Kodya Kupang, sudah 'hilang' karena tertutup oleh halama Hotel-hotel dan Restauran). Cerita tentang adanya pantai Oesapa pun berkembang, sehingga setiap soreh hingga tengah malam, warga Kupang yang kehilangan pantai tersebut, datang ke Oesapa untuk menikmati terbenamnya matahari serta dinginnya kesegaran dan dinginnya angin laut Teluk Kupang.
Animo warga Kupang tersebut, juga menjalar ke kota-kota sekitar, sehingga hari, soreh hingga subuh, pantai Oesapa selalu ramai. Karena itu, K2S Paguyuban Jawa di Kota Kupang, memulai dengan membangun kafe tenda (dengan atap payung yang warna warni) di sekitar bibir pantai, untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
Adanya kafe tenda warna-warni itulah, yang kemudian menjadi  nama Pantai Warna-warni Kodya Kupang. Tapi, area tersebut masih 'dimiliki' oleh K2S Paguyuban Jawa Kupang.  Pada perkembangan kemudian. K2S Paguyuban Jawa Kupang menilai bahwa Pantai Warna-warni mampu destinasi wisata (pantai) utama di Kota Kupang, oleh sebab itu perlu perawatan dan penaatan lebih baik. Oleh sebab itu, lebih tepat jika Pantai Warna-warni diserahkan tata kelolanya kepada Pemda Kodya Kupang.
Pemda Kodya Kupang menyambut dengan terbuak; sehingga pada Jumat, 29 Desember 2017, secara resmi K2S Paguyuban Jawa Kupang menyerahkan Pantai Warna-warni ke Pemda Kodya Kupang.