Pada masyarakat bangsa, suku dan sub-sub suku selalu ada orang-orang, sering disebut local genius, merekalah yang memilik kognisi sehingga menghasilkan atau menciptakan unsur-unsur budaya, dan dipakai secara bersama, serta menjadi 'milik' atau pun ciri khas komunitas tersebut; bahkan dipergunakan juga, karena adanya interaksi, oleh orang luar. Dengan itu, mudah dimengerti bahwa adanya sebaran hasil atau unsur budaya satu komunitas ke pelbagai penjuru; ada yang mirip atau pun 'di daur ulang' sesuai kebutuhan dan sikon setempat.
Orang-orang Rote, di Rote atau pun Diaspora, memiliki (dan kesamaan komunitas) unsur budaya khas, asli, dan lahir dari suatu kebutuhan untuk melengkapi hidup dan kehidupan mereka, yaitu Haik, Ti'I Langga, dan Sasando. Ketiga benda tersebut lahir dari (antara) Orang-orang Rote, sekaligus melambangkan filosofis serta gaya hidup dan kehidupan Orang-orang Rote di mana saja mereka berada.
Oleh sebab itu, sebagai komunitas penghasil, pengguna, dan penjaga Trilogi Rote, Komunitas Diaspora Rote (sementara) berupaya untuk mengusulkan Haik, Ti'i Langga, dan Sasando sebagai Warisan Dunia.
Usulan tersebut sangat beralasan karena Haik Ti'i Langga, dan Sasando memenuhi kriteria atau Kategori Unsur atau hasil Budaya yang ditetapkan oleh UNESCO. Di samping itu, Haik, Ti'I Langga, dan Sasando memiliki atau memenuhi syarat Warisan Dunia Kategori Tak Benda.
Artinya, sebaga benda, Haik, Ti'i Langga, dan Sasando yang lahir dari kandungan Orang Rote, juga memiliki nilai-nila etika, estika dan filosofis, Misalnya, Ti'i Langga atau Topi Rote, memiliki beberap jenis atau model; dan dipakai oleh seseorang sesuai strata dalam tataran derajat kebangsawaan. Seorang rakyat biasa, dilarang memakai Ti'i Langga yang biasa dipakai oleh Raja atau Bangsawan.
Â
Berdasarkan jejak digital, pengajuan untuk menjadi salah satu warisan dunia, berawal dari Penggagas, Komunitas Suku dan Sub-suku, Pemda, Negara memerlukan mekanisme, kerja sama, peran komunitas, Pemda, dan juga Negara, bahkan dana. Oleh sebab itu, Opa Jappy, kami sebagai penggagas, sangat mengharapkan peran serta segenap Diaspora Rote, sebagai pemilik, pengguna, penjaga kelestarian Haik, Ti'i Langga, dan Sasando, Pemda Rote dan NTT, dan (nanti) Pemerintah Pusat membantu agar tujuan mulia ini (dapat) tercapai.
Opa Jappy | Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Tulisan Terkait :  Haik,  Ti'i Langga,  Sasando
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H