Wajah Baru Lapangan Banteng atau Lapangan Banteng dengan Wajah Baru. Seperti itulah ini komentar yang muncul dari lebih dari seribu orang di seputar Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Lapangan Banteng, area luas di pusat Jakarta, sejak lama menjadi saksi bisu banyak kegiatan dan gerak publik. Mulai dari 'alun-alun kota,' tempat acara/upacara besar, Â terminal bus, pusat pedagang kaki lima, hingga tempat kumpulnya para kriminal.
Lapangan Banteng juga menyimpan sejarah. Bung Karno dan sejumlah pemimpin Nasional pun pernah 'jumpa rakyat' di tempat tersebut. Lapangang Banteng pun menjadi Ruang Terbuka Hijau yang cukup luas di DKI Jakarta, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Oleh sebab itu, ketika Jokowi-Ahok masih menjadi Petinggi DKI Jakarta, mereka sudah mempunyai plan untuk menata ulang area tersebut. Jokowi menjadi Presiden, dan Ahok-Djarot meneruskannya.
Ahok pung mengggandeng sejumlah perusahan raksa untuk 'membayar budi' dengan membangun sejumalah fasilitas publik di DKI Jakarta. Lapang Banteng pun termasuk di dalamnya. Ketika ada kesediaan perusahan raksasa untuk menata ulang Lapangan Banteng, menurut info yang terpercaya, para perencana atau arsiteknya berulangkali berdiskusi dengan Ahok; para arsitek lakukan itu agar bisa membaca dan memahami gagasan serta idea Ahok.
Hasilnya, kemarin malam, 25 Juli 2018, Gubernur DKI Jakarta, meresmikan Lapangan Banteng Wajah Baru. Para peresmian tersebut, para pendukung Ahok ikut hadir dan larut dalam sukacita.
Selain itu, semaraknya peresmian Lapangan Banteng, juga muncul sejumlah besar 'Laskar Kota-kotak' dengan berbabagai spanduk. Keren. Semuanya seakan memperlihatkan bahwa, Pendukung Ahok mash ada, mereka tidak lenyap, sekaligus membayangi kinerja Gubernur serta Wagub DKI yang sekarang.
Penyebabnya? Ketika saya bertanya ke beberapa teman yang memakai baju kotak-kotak, mereka menjawab ringan, "Gubernur dan Wagub Sekarang tidak memperbaiki Jakarta, tapi merusaknya." Â Ada juga yang menjawab, "Gub dan Wagub sekarang, menutupi ketidakmampuan mereka dengan cara menyalahkan Gub dan Wagub sebelumnya." Ia pun memberi conton tentang Kali Sentiong, yang menurut Wagub DKI Jakarta, kali itu bau karena tak diurus oleh pemerintah sebelumnya; padahal, faktanya tak seperti itu. Dua tahun lalu, Kali Sentiong sudah tidak berbau, namun setelah Gubernur dan Wagub berganti, Kali Item itu ikut mengiringinya dengan bau-bau busuk
Nah ....
Bravo Kotak-kotak
Opa Jappy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H