Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

RPTRA Kalijodo Sudah Tidak Ramah Anak

23 Juli 2018   19:50 Diperbarui: 23 Juli 2018   21:36 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stasiun Jakarta Kota---Siang menjelang Soreh di Stasiun Kota, Jakarta Barat, seperti biasanya, padat dengan pengguna Commuter Jabodetabek. Saya pun ada di antara para pengguna Commuter, yang sabar menanti jadual berangkat ke Bogor.  Ketika menanti tersebut, saya bertemu dengan Pak Nanang dan dua anaknhya; karena satu tujuan saya ajak ngobrol, (Pak Nanang pun mengabadikan dengan HP, katanya sering baca Kompasiana, dan hafal sejumlah nama penulis di Kompasiana, termasuk Opa Jappy. Sayangnya, hape saya off karena batrei habis. Lagi menunggu kiriman foto, belum sampai di saya; mudah-mudahan tak lupa). Pada percakapan tadi, ada hal yang menarik, dan saya ingat betul.

Opa: Tadi dari mana?

Nanang: Ini Opa, bawa dua anak saya (sambil menunjuk kedua putrinya) lihat Kalijodo, ini khan Hari Anak Nasional.

Opa: Sebelumnya, memangnya pernah ke sana?

Nanang: O, pernah pak. Waktu diresmikan, saya datang. Sebelumnya saya tinggal sekitar situ.

Opa: Jadi,... ?

Nanang: Saya termasuk pindah dari daerah Kalijodo, karena mau diberisin Pak Ahok. Dan Ternyata jadi bagus.

Opa: O, gitu to. Sudah itu?

Nanang: Setelah bagus, jika ada waktu, saya ajak anak-anak ke Kalijdo yang sudah bagus, sambil nostalgia, karena mereka lahir sekitar situ. Biasanya, saya dan anak-anak pulang soreh atau jelang malam.

Opa: Lha, ini pulang soreh. Mengapa

Nanang: Itu dia, maaf nich Opa; saya mah jujur apa adanya.

Opa: Memangnya mengapa dan ada apa?

Nanang: Saya tobat deh bawa anak-anak ke Kalijodo.

Opa: Lho, tadi katanye bagus buat anak-anak.

Nanang: I ya, itu tadinya. Waktu masih baru dan ada Pak Ahok. Sekarang itu beda.

Opa: Bedanya?

Nanang: Kalijodo yang sekarang jorok, banyak sampah, bau, dan juga tidak aman. Banyak pengunjung yang wajahnya menakutkan.

Opa: Masa sich.

Nanang: I ya, benar pak. Kalijodo sudah tidak ramah untuk anak-anak atau orang yang ingin senang-senang dengan anak-anak. Muncul preman, tukang copet, sampah bekas makanan, dan pokoknya jorok.

Opa: O gitu ya

Nanang: I ya

[Percakapan pun terhenti, karena Nanang dan anak-anaknya naik Kereta menuju Bogor, sementara saya menanti kereta berikutnya]

Dari percakapan (seingat saya di atas), ketika di rumah, mencoba menelusuri, "Ada apa di Kalijdo?" Ternyata benar, Kaljodo sudah berubah. Sebelumnya, Kalijodo memang seperti di foto-foto berikut.

Dokumentasi Kompas Com
Dokumentasi Kompas Com
Dokumentas Kompas Com
Dokumentas Kompas Com
Dokumentasi Kompas Com
Dokumentasi Kompas Com
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ya, Kalijodo sudah tampil beda. Sebelum 2016, citra Kalijodo, Jakarta Barat, adalah tempat hiburan malam kelas bawah, warung remang-remang yang berjejer di pinggir jalan, dan area perjudian dan dan kekerasan.

Kawasan gelap tersebut ditata ulang secara drastis, sehingga menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo plus. Plusanya adalah RPTRA Pariwisata. Beda  dengan RPTRA lain; Kalijodo sebagai RPTRA Pariwisata, karena setiap saat bisa dikunjungi pengunjung, sekaligus seagai arena istirahat, bermain, dan menikmati kuliner. Kalijodo dengan Ruang Terbuka Hijau yang luas, menjadi tempat berteduh dan menikmati udara segar, apalagi di saat subuh, pagi, dan soreh hari.

Eits .................. itu doeloe. Sekarang, telah beda dan berbeda.

Dokumentasi Kompas Com
Dokumentasi Kompas Com
Dokumentasi Triana
Dokumentasi Triana
Keadaan beda itulah yang disinggung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, bahwa DKI jago membangun. Kalijodo kita juga bangun, masalahnya itu kita tidak bisa merawatnya. Sang Wagub pun mengaku prihatin karena sejumlah aset DKI yang tidak terawat lagi, salah satunya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat. Bahkan, Sang Wagub pun mengakui bahwa, "Sekarang sudah mulai banyak dimunculkan dari teman-teman pers media yang bilang bahwa Kalijodo tidak terawat. Kenapa? Karena pemerintah dan dunia usaha (yang tidak bisa merawat), juga masyarakatnya yang tidak bisa menjaganya sama-sama. Jadi jangan hanya bisa membangun."

Poinnya, menurut Wagub, Karena pemerintah dan dunia usaha (yang tidak bisa merawat), juga masyarakatnya yang tidak bisa menjaganya sama-sama. Jadi jangan hanya bisa membangun. Eng Ing Eng ......

Tanya, "Pak Wagub, siapa itu kita dan siapa itu Pemerintah di DKI Jakarta?" Tentu, Pak Wagub, punya jawaban pasti. Jadi, sebenarnya, apa yang Pemda DKI Jakarta lakukan agar fasilitas publik di DKI Jakarta terpelihara, terawat, dan tertata rapi?

Pak Wagub telah kuatir dengan trotoar, GBK, velodrome, yang dibangun dan terbaik di dunia, namun jika tak dirawat. "Kalau kita bisa membangun, tetapi tidak bisa menjaga bagaimana?" Kekuatiran itu, juga menjadi keprihatinan warga Jakarta.  So, jangan stop di kuatir, tapi lakukan sesuatu untuk menjaga semua yang telah dibangun tersebut.

Jadi? Jangan salahkan siapa-siapa. Tapi, aparat Pemda DKI Jakarta, berikanlah contoh dan teladan untuk menata kota ke arah lebih baik; warga pasti ikuti dengan sukarela dan ikhlas

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun