Dari percakapan (seingat saya di atas), ketika di rumah, mencoba menelusuri, "Ada apa di Kalijdo?" Ternyata benar, Kaljodo sudah berubah. Sebelumnya, Kalijodo memang seperti di foto-foto berikut.
Kawasan gelap tersebut ditata ulang secara drastis, sehingga menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo plus. Plusanya adalah RPTRA Pariwisata. Beda  dengan RPTRA lain; Kalijodo sebagai RPTRA Pariwisata, karena setiap saat bisa dikunjungi pengunjung, sekaligus seagai arena istirahat, bermain, dan menikmati kuliner. Kalijodo dengan Ruang Terbuka Hijau yang luas, menjadi tempat berteduh dan menikmati udara segar, apalagi di saat subuh, pagi, dan soreh hari.
Eits .................. itu doeloe. Sekarang, telah beda dan berbeda.
Poinnya, menurut Wagub, Karena pemerintah dan dunia usaha (yang tidak bisa merawat), juga masyarakatnya yang tidak bisa menjaganya sama-sama. Jadi jangan hanya bisa membangun. Eng Ing Eng ......
Tanya, "Pak Wagub, siapa itu kita dan siapa itu Pemerintah di DKI Jakarta?" Tentu, Pak Wagub, punya jawaban pasti. Jadi, sebenarnya, apa yang Pemda DKI Jakarta lakukan agar fasilitas publik di DKI Jakarta terpelihara, terawat, dan tertata rapi?
Pak Wagub telah kuatir dengan trotoar, GBK, velodrome, yang dibangun dan terbaik di dunia, namun jika tak dirawat. "Kalau kita bisa membangun, tetapi tidak bisa menjaga bagaimana?" Kekuatiran itu, juga menjadi keprihatinan warga Jakarta. Â So, jangan stop di kuatir, tapi lakukan sesuatu untuk menjaga semua yang telah dibangun tersebut.
Jadi? Jangan salahkan siapa-siapa. Tapi, aparat Pemda DKI Jakarta, berikanlah contoh dan teladan untuk menata kota ke arah lebih baik; warga pasti ikuti dengan sukarela dan ikhlas
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H