Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak "Travel Advice" ke Indonesia

20 Mei 2018   21:35 Diperbarui: 25 Januari 2020   10:31 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lessonlearnedlife.com

Tentang Wisata, Wisatawan, Pariwisata

Kata pariwisata diidentikkan dengan kata "travel" diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali--kali dari satu tempat ke tempat lain; atau suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.

Jika ditinjau dari arti kata "wisatawan" yang berasal dari kata "wisata" maka sebenarnya tidak tepat sebagai pengganti kata "tourist". Kata wisatawan (Sansekerta) dari kata "wisata" yang berarti "perjalanan" yang sama atau sama dengan kata "travel" yaitu orang melakukan perjalanan; dengan itu wisatawan sama artinya dengan "traveler" 

Sumber: Opa Jappy

Pada banyak wilayah di Bumi, Wisata, Wisatawan atau pun Pariwisata telah 'disatukan'  menjadi suatu bentuk kegiatan yang bernilai ekonomi, karena mendorong bidang-bidang lainnya. 

Dalam artian, jika satu orang atau kelompok melakukan perjalanan wisata atau melakukan kunjungan sebagai (seseroang atau kelompok) wisatawan maka sejumlah bidang lainnya ikut tergerak; misalnya, perbankan, transpostasi, penginapan/perhotelan, kuliner, cindera mata, ekonomi kecil, parkir, hiburan, seni (tari, musik, ukir), kebersihan dan keamanan area destinasi wisata, hingga keamanan, dan lain sebagainya.  

Dengan demikian, Industri Pariwisata, jika dikelola dan ditata dengan baik, maka bisa menjadi penggerakan utama bidang ekonomi pada suatu wilayah, jika para pemimpin wilayah mampu menata sumber daya alam dan lingkungannya sebagai tempat atau destinasi wisata. Sehingga tidak menutup kemungkinan, wilayah atau daerah tersebut mencapai kemajuan pada banyak hal, jika dibandinkan dengan daerah lainnya. 

Oleh sebab itu, sudah sewajarnya, Industri Pariwisata dan berbagai kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Selain itu pariwisata, semua hal yang terkait di dalamnya, juga, ini yang paling utama, terkait erat dengan kestabilan politik dan keamanan (keamanan sosial, jauh dari tindak kriminal, keamanan perjalanan, keamanan kesehatan, bebas dari rasa takut, dan lain sebagainya) suatu Negara atau pun wilayah. 

Dengah demikian, misalnya, jika ada rasa tidak aman karena serangan terror pada wilayah yang akan dikunjungi, maka bisa dipastikan tertunda atau batalnya para wisatawan ke daerah tersebut.

Pengaruh Aksi Teroris

Tidak bisa dibantah bahwa aksi terror di Indonesia, sejak tahun 2000, menyasar sejumlah termpat ibadah dan juga daerah wisata (terutama Bali); serta yang terbaru di Depok, Surabaya, Tangerang, Sidoarjo, Surabaya, dan Pekanbaru, langsung berdampak pada tertundanya atau batalnya sejumlah besar rencana perjalanan, traveling, dan visit ke Indonesia. 

Dan semuanya itu, mengurangi pemasukan dan pendapatan para pelaku wisata, pemerintah, serta semua bidang lain yang terkait dengan wisatawan.

Apalagi, diperparah dengan sejumlah Negara yang telah mengengeluarkan Travel Advice ke warganya bahwa, untuk sementara, 'Kunjungan ke Indonesia, bukan merupakan pilihan yang baik dan aman untuk keselamatan diri sendiri.'

Tentang Travel Advice, Alerts, Warning, Banned

Travel Advice: Pada awalnya, pada bidang pariwisata, travel advice merupakan bentuk 'guidans atau nasehat dan saran'[ dari Biro Perjalanan Wisata kepada calon wisatawan ketika merencanakan perjalanalan wisatanya. Nasehat dan saran tersebut diperlukan agar, sang calon wisatawan dapat melakukan 'traveling atau pun visit' menuju destinasi wisata sesuatu keiinbgan dan kemampuan keuangannya. 

Belakangan, Travel Advice hanya dihubungkan dengan peringatan dini kepada wisatawan, bahwa sebaiknya tidak mengunjungi wilayah tertentu, karena ada sejumlah hal yang bisa membuatnya tidak aman atau mengancam keselamatan dirinya. Namun, tidak melarang warga ke daerah lain (pada Negara tujuan), yang berbeda dengan tujuan semula.

Travel Alerts: Ini sudah mencapai tahap alarm atau peringatan agar wisatawan waspada. Waspada karena, bisa saja mereka ikut menjadi korban (kejahatan, penyakit menular, bencana alam, dan hal-hal ektrim lainnya) pada/di daerah destinasi wisata yang mereka kunjungi.

Travel Warning: Tahap ini, agak lebih ketat dari Travek Alerts. Travel Warning sudah mencapai pada 'memanggil pulang warganya yang sementara menjadi wisatawan' di suatu Negara atau Daerah, dan larang beperpergian (ke tempat tersebut) karena sudah tidak terjamin tingkat kelamatan dan keamanan untuk yang bersangkutan.

Travel Banned: Tahap ini, sudah merupakan larangan total untuk mengengunjungi Negara atau pun daerah (tempat) wisata. Larang tersebut terjadi karena Negara (yang wilayahnya menjadi tujuan wisatawan) sudah merupakan wilayah perang, konflik, bencana, dan lain sebagainya, sehingga sangat tidak aman untuk didatangi.

###

Pada konteks Indonesia, pasca terror bom, harus diakui bahwa Travel Advice yang ditujukan kepada warganya, masih merupakan hal ringan dan sebagai 'bentuk nasehat' kepada wargtanya. Dan itu, Indonesia dan Pelaku Wisata di Negeria ini, harus bisa pahami sebagai bentuk tanggungjawab Negara kepada warganya.

Selanjutnya, bagi para pelaku wisata, khususnya Insan Parawisata Indonesia, 'keadaan sementara' yang sepi ini, tak menjadikan putus asa dan patah semangat. Namun sebaliknya, sebisa mugkin menjadi bagian dari orang-orang menyuarakan bahwa 'Indonesia sudah aman' atau 'Indonesia tetap layak dikungjungi.'

Karena itu, para pelaku wisata tak hanya diam, diam, dan diam, sambil menanti orang lain yang bersuara tentang 'Datang ke Indonesia' atau 'Mari kita Piknik' atau 'Sekarang Berwisata,' tapi berperan aktif sebagai penyampai-penyampai suara keamanan bahwa Indonesia itu damai, dan aman, dan siapa pun bisa bebas berwisata di Negeri ini.

Mari Berwisata

Opa Jappy | Pendiri Komunitas Indonesia Hari Ini (IHI Nasional)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun