Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Surabaya Ada Daniel Agung Putera Kusuma

15 Mei 2018   15:04 Diperbarui: 24 Mei 2018   10:40 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tribun Jatim

Tentang Malala

"... seorang pria bersenjata berjenggot menghentikan bus sekolah, dan bertanya/mencari Malala Yousafzai, kemudian menembak ke arah kepala dan leher; juga melukai siswi-siswi yang lain. Malala yang terluka parah dilarikan ke RS terdekat, [sumber, bbc.uk/news]".

Malala Yusufzaia merupakan satu dari sekian ribu korban dari biadab dan kebiadaban Taliban; satu dari sekian ribu perempuan yang tertindas akibat ulah Taliban; satu dari sekian ribu anak-anak perempuan yang terampas hak-hak hidup dan kehidupan akibat ulah Taliban. Ia menjadi korban bersama teman-teman yang juga tertembak bersamanya; ia menjadi korban dari idiologi yang membatasi cita-cita dan harapan perempuan; korban dari bentuk-bentuk penindasan terhadap perempuan. 

Dokumentasi CNN Indonesia
Dokumentasi CNN Indonesia
Tentang Aitazaz Hasan Bangash

Dokumentasi CNN.COM
Dokumentasi CNN.COM
Si Remaja tak dikenal menunjukan tanda-tanda akan meledakan bom, para siswa lainnya berlarian mengundurkan dan mencari perlindungan. Naum, Aitazaz tak lakukan hal tersebut, ia mendekati si bomber, dan melawan dan mencoba menangkapnya. Si bomber panik; dan dalam keadaan itu, ia meledakan bom bawaannya.

Aitazaz Hasan Bangash tewas di tempat; Si Remaja tak dikenal itu pun tewas karena ledakan bom yang ia bawa sendiri. Aitazaz Hasan Bangash tewas di depan gerbang sekolahnya, ketika dengan berani menghentikan seorang pembom bunuh diri yang mau mennghancurkan sekolah dan membunuh ribuan siswa di dalamnya.

Aitazaz Hasan Bangash  tewas, namun menyelamatkan nyawa para siswa yang sementara berkumpul di lapangan sekolah untuk apel pagi; ia menyelamatkan nyawa teman-temannya dari ancaman maut.

Tentang Daniel

Dokumentasi Tribun Jatim
Dokumentasi Tribun Jatim
Pagi itu, Minggu 13 Mei 2018, Kebaktian I di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jl Arjuno baru saja dimulai dengan Puji-pujian Pembukaan. Seperti biasa, jemaat yang (agak) terlambat  bergegas masuk; dan jika mereka menggunakan mobil, maka harus parkir di pinggir jalan atau tidak masuk ke halaman di depan gedung Gereja.

Juga, pada pagi itu, Daniel Agung Putra Kusuma (remaja berusia 16 tahun, putera Budi Kusuma), yang biasa dipanggil Daniel, membantu dan ayah dan pamannya Agus Tri Subekti, bertugas sebagai Juru Parkir. Tiba-tiba ada mobil Avanza menerobos masuk halaman depan gereja, bukan untuk memarkir, tetapi melaju ke arah pintu masuk gedung Gereja yang sementara terbuka.

Naluri Daniel bekerja cepat, karena jika itu adalah mobil jemaat, maka sudah tahu bahwa harus parker di luar halaman gedung Gereja, sehingga ia menghadang Avanza tersebut. Hadangan tersebut menjadikan pengemudi Avanza berbelok ke arah pagar, dan blaaaar, bom pun meledak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun