Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Opa Jappy tentang Ibu Indonesia

5 April 2018   21:24 Diperbarui: 22 April 2018   10:01 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[sumber]

Catatan Opa Jappy

Tentang Aku. Siapa Sang Aku dalam Ibu Indonesia. Ada beragam pendapat tentang Si Aku tersebut. Namun, jika melihat dari struktur dan kronologis Ibu Indonesia; maka yang dimaksud dengan 'Aku' adalah Sukmawati, Sang penulis. 

Tapi, bisa berkembang jika pembaca, misalnya anda atau saya, mengidentifikasikan diri ke/dalam 'Sang Aku' pada puisi tersebut. 

Katakanlah, 'Aku' (yang sementara baca) masuk dalam gagasan, idea, pemikiran Sang Penulis; dan 'dari dalam sana,' aku pun berkata, "Aku tak mengerti dan tak tahu apa-apa."

Dengan itu, 'Sang Aku' bisa tertuju pada siapa saja; atau siapa pun bisa menjadi 'Sang Aku.' Sehingga, kita adalah Sang Aku, dalam kelebihan dan kekurangan; dalam ada dan ketiadaan.

Ibu Indonesia. 'Aku yang Tak Tahu Apa-apa' tersebut, seakan berkata kepada semua atau siapa pun tentang Ibu Indonesia. Suatu ajakan kepada siapa pun agar melihat 'Ibu Indonesia.' Ibu Indonesia yang mempunyai berbagai kelebihan. Dan, semua kelebihan itu terbentuk karena terlahir seperti itu, bukan karena sentuhan dari luar dirinya.

Sang Aku yang Melihat  'Ibu Indonesia.' Sang Aku, yang tidak tahu apa-apa atau terbatas pengalaman dan pengetahuan  tersebut, seakan berkata (dengan lirih) 'Aku tidak tahu yang lain, yang hanya kutahu adalah

  • keindahan mahkota 'Ibu Indonesia' yaitu rambut yang terurai
  • keindahan kain dan kebaya 'Ibu Indonesia'
  • kecantikan alami 'Ibu Indonesia'
  • senyum persahabatan dan keramahan 'Ibu Indonesia'
  • kerajinan, keterampilan, kecekatan jari-jari tangan 'Ibu Indonesia'

Dalam sikon ketidaktahuannya, 'Sang Aku' pun tetap mengajak 'Ibu Indonesia' aktif dan bertumbuh secara spiritual; spiritualitas yang bisa menemukan dan bertemu Sang Pencipta melalui ungkapan hati, nyanyian alam, dan doa-doa yang tertuju kepada-Nya.

'Sang Aku' pun mengajak semua untuk (kembali) menaruh hormat ke/pada 'Ibu Indonesia.' Menghormati, mengasihinya, dan menghargainya dalam kelebihan dan kekurangannya.

Lebih dari itu, 'Sang Aku,' dalam ketertundukan malu karena ketiadaaan mengertinya, tetap belajar untuk mengerti dan memahami semuanya; semuanya yang sementara terjadi pada 'Ibu Indonesia.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun