Di balik itu, setelah saya menelusuri sejumlah Media News Online (main stream dan non main stream) yang berbasis di Jawa Timur, ternyata kegiatan sosioaisasi Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, tidak menemukan 'apa-apa yang disebut Kampanye Negatif.' Ini menarik, padahal ketika Pilkada sebelumnya, Khofifah diserang oleh pasangan lain karena dia perempuan. Mungkin, kali ini, Pilkada 2018, ada dua perempuan yang ikut bertarung yaitu Khofifah dan Puti. Atau, itu karena Puti didukung oleh PKS, Parpol yang di banyak wilayah 'menolak' pemimpin perempuan.
Dengan demikian, kampanyenya 'adem ayem,' aman, tanpa kampanye hitam dan ujar kebencian, hanya menyampaikan program serta visi misi, maka para pemilih atau pun publik tak terbelah. Dampaknya, bisa dipastikan yaitu Pilkada Damai di Jawa Timur.
Semoga.
Opa Jappy
Artikel Terkait
Terbukti, Khofifah Kalah Bukan karena Ia Perempuan, tapi Dikalahkan Mahkamah Konstitusi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H