Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kawasan Tanah Abang Semakin Tak Jelas

25 Februari 2018   17:31 Diperbarui: 25 Februari 2018   18:18 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa pertimbangan dari Pemda DKI Jakarta,22 Desember 2017, Pemda memutuskan penutupan sebagian Jalan Jatibaru, depan  Stasiun Tanah Abang; kendaraan pribadi dilarang melintasi jalan tersebut pukul 08.00-18.00. Selanjutnya, setelah jam 18.00, boleh melewati Jalan Jatibaru, termasuk kendaraan penduduk di sekitar wilayah tersebut. 

[Note: Teman saya, yang rumah di sekitar Tanah Abang, dan biasa melintasi Jl Jatibaru, terpaksa, mengeluarkan mobilnya sebelum jam enam pagi, dan memarkir di parkiran kantor atau hotel di sekitarnnya; dan malamnya, setelah jam 18.00 baru membawa mobil ke rumah. Itu pun harus 'berjuang' dengan macet.  

Dengan cara itu, jika mau menggunakan mobil harus berjalan ke tempat mobil di parkir. Dampaknya adalah, menambah biaya atau ongkos parkir.] Ini baru 'contoh kecil.'

Dari contoh kecil itu, jelas bahwa keputusan Pemda DKI Jakarta menutupi akses sebagian Jalan Jatibaru, agaknya, tak memperhitungkan kepentingan penduduk setempat atau sekitarnya, pengguna Kereta Api Jabodetabek, penumpang kendaraan umum dan kendaraan (pesanan) online.

Sikon tersebut, mungkin juga, menjadi salah satu daya tarik Litbang Kompas, sehingga melakukan survey. Pada minggu pertama Februari 2017, Litbang Kompas melakukan survey terhadap sejumlah responden tentang apa yang disebut Pemda DKI Jakarta sebagai 'Penataan Sekitar Tanah Abang.' Hasilnya menunjukkan bahwa keinginan Warga yang biasa menggunakan akses di sekitar Tanah Abang, sangat berbeda jauh dengan kebijakan dan Keputusan Pemda DKI Jakarta. Hal tersebut antara lain

Hal yang Paling Tepat Dilakukan Pemerintah untuk Mengatasi Penutupan Jalan Jatibaru

  1. Mengembalikan Jalan Sesuai Fungsi Semula        60.04 %
  2. Membuka Akses Jalan Lain                                           22.04 %
  3. Membuka Kembali Akses Angkutan Umum          6.7 %
  4. Mengurangi Frekuensi Kendaraan Pribadi            1.9 %
  5. Lainnya                                                                                  1.2 %
  6. Tidak Tahu/Tidak Jawab                                                7.l4 %

Akses Kendaraan  Menuju Kawasan Tanah Abang Setelah Penutupan Jalan Baru

  1. Semakin Sulit           61.6 %
  2. Tidak Tahu                 16.0 %
  3. Sama Saja                    11.5 %
  4. Semakin Mudah        10.9 %

Itu, di atas, adalah hasil survey, bagaimana dengan fakta di lapangan atau hasil pengamatan langsung, setelah survey?

Agaknya tak jauh berbeda. Ini hasil pengamatan dan tanya jawab  dengan sejumlah penumpang dan sopir transportasi (pesan) online. Menurut mereka, justru, yang paling merasakan ketidaknyamanan setelah sekitaran Jl Jatibaru menjadi area dan arena PKL adalah para pengguna Commuter Line atau Kereta Api Jabodetabek yang langsung mau berganti moda transportasi dengan kendaraan umum atau pun transportasi (pesanan) online. 

Mereka, termasuk saya siang tadi, terpaksa harus berulang kali menghubungi kendaraan pesanan online, untuk menjelaskan lokasi penjemputan. Padahal, sebelumnya, cukup melangkah ke Taman bawah Flyover atau area terbuka di Jalan Jatibaru, sudah bertemu kendaraan pesanan online. Sama halnya dengan ketika kembali ke Stasiun Tanah Abang, kendaraan pesanan online, lebih menyukai hindari macet dengan menurunkan penumpang 'jauh' dari pintu masuk stasiun KA Tanah Abang.

Sumber: Kompas.id
Sumber: Kompas.id
Bagaimana Baiknya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun