Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hoaks dan Hoaks Surat Gugat Cerai Basuki Tj Purnama

8 Januari 2018   10:34 Diperbarui: 8 Januari 2018   13:20 4683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitaran Universitas Indonesia, Depok---Selamat Pagi. Grup WA Indonesia Hari Ini (Nasional dan Daerah), dari semalam hingga pagi ini, ramai dengan "News Kelabu' tetang  Surat Gugatan Cerai dari Basuki Tj Purnama terhadap Isterinya, Veronica Tan.

Surat yang beredar itu, ditujukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara tertanggal 5 Januari 2018; tertulis 'Hal: Gugatan Perceraian dan Hak Asuh Anak' dan ditandatangani oleh Fifi Letty Indra, dan Josefina Agatha Syukur,  mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama,  menggugat cerai dan hak asuh anak terhadap Veronica Tan. Termasuk juga sejumlah penyesalan dari pendukung Ahok, dan bantahan dari keluarga Basuki Tj Purnama serta  orang-orang yang dekat dengan keluarga. Bagaimana pun juga, kebenaran berita 'gugat cerai' tersebut masih bergulir; entah hingga kapan. 

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Tentang Hoaks

HOAX: something intended to deceive; deliberate trickery intended to gain an advantag; A deception for mockery or mischief; a deceptive trick or story; a practical joke; subject to a playful hoax or joke; To deceive by a story or a trick, for sport or mischief; to impose upon sportively. Dengan kata kata-kata dan bahasa yang beda, maka hoaks, adalah sesuatu untuk menipu; tipuan yang disengaja untuk mendapatkan keuntungan, manfaat tertentu; sesuatu tersebut bisa berupa, kata-kata, kisah, cerita, gambar, grafis, film, vido, dan lain sebagainya.

Jadi, hoaks bisa saja berisi hal-hal ada, fakta, peristiswa (pada masa dan sikonnya), yang ditampilkan ulang sebagai ada dan benar pada waktu dan sikon yang beda/berbeda (yang kemudiaan/belakangan) atau disesuaikan dengan kepentingan Sang Penampilan Ulang tersebut.  Upaya, usaha, dan melakukan penyesuaian ulang (yang bergeser jauh dari hal, fakta, kejadian, peristiwa sebenarnya) itulah, yang kini sering terjadi; tentu dengan dengan maksud serta tujuan yang jelas, yaitu mendapat simpati, empati, pembelaan, bahkan populeritas, [Opa Jappy | Jakarta News].

Tentang Surat Gugatan Cerai dari Basuki Tj Purnama

Sayangnya, potongan surat yang disebut 'Surat Gugat Cerai' tersebut, tak utuh. Surat dan berita tersebut, agaknya pertama kali dipublish oleh Kompas Com, kemudian menjadi serial di Tribun, dan portal berita lainnya.  Dengan demikian, untuk menelusuri kebenaran ada tidaknya Gugat Cerai itu, bisa melalui wartawan Kompas dan 'sumbernya yang layak dipercayainya' di Pengadilan Jakarta Utara.

Namun, setelah membaca bantahan dari berbagai kalangan, termasuk keluarga dan pengacara, bahwa Basuki Tj Purnama tak pernah mengeluarkan surat ataupun meminta pengacara bertindak atas nama dirinya untuk melakukan gugat cerai; maka timbul tanya,"Dari mana asal surat tersebut?"

Jika benar, 'Sumber yang layak dipercaya oleh wartawan Kompas di Pengadilan Jakarta Utara itu ada atau orangnya benar-benar ada serta bukan manusia imaginer, maka forensik  Polda Metro atau pun Mabes Polri mudah melacaknya.  Orang tersebut lah yang tahu persis keberadaan Surat Gugat Cerai dan bocorkan ke publik. Nah, jika benar ia bocorkan, maka hal ini pun bisa menjadi permasalahan baru, karena ia 'membocorkan' hal-hal yang merupakan 'rahasia hukum' ke orang lain.

Selain itu, jika memperhatikan potongan Surat Gugat Cerai tersebut, agaknya si pembuat dan 'pengirim dan penyebar,' tidak tahu alamat resmi Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Ia, orang tersebut hanya tahu bahwa PN Jakarta Utara di Jl Gajah Mada No,17. Padahal itu, adalah Kantor Lama, yang kini lokasi tersebut masuk Wilayah Jakarta Barat.

Berdasar pengalaman, segala urusan administrasi atau pun tujuan surat-menyurat ke PN Jakarta Utara, tertuju ke alamat Jl Martadinata 4, Ancol, Jakarta Utara; jadi Si Pembuat dan Penyebar surat gugat cerai tersebut adalah orang yang tak tahu alamat PN Jakarta Utara. Jelas, Si Pembuat dan Penyebar . mempunyai tujuan tertentu.

Biarlah aparat Polri menelusurinya.

Selanjutnya?

Lalu, mengapa banyak orang (pribadi maupun bersama atau kelompok), lembaga, organisasi, atau apalah suka dan gunakan hoaks?  Agaknya, hoaks digunakan atau difungsikan sebagai atau menjadi senjata baru, dalam rangka pembenaran diri, menguatkan pendapat, bahkan alat untuk meraih simpati serta empati publik.

Hoaks pun berkembang karena adanya penyebaran media massa; serta tak dapat dipungkiri bahwa media massa, online, tv, radio, cetak, merupakan pelakon utama atau penebar hoaks terampuh/efektif.  Tanpa media-media tersebut, berita bohong itu tetap tak ada, tak membesar menjadi hoaks.

Timbul pertanyaan, mengapa mereka lakukan hal-hal tersebut!? 

Mengapa memblow up news yang bersumber dari ketidakbenaran, kemudian diolah begitu rupa sehingga menjadi sesuatu yang benar? Jawaban paling gampang dan cepat adalah, sang penebar hoaks tersebut mencari sensasi, walau yang ia dapatkan adalah sensasi murahan atau bahkan cacian dan ejekan publik.

Tapi, agaknya tak sekedar sampai di situ, namun sang penebar tersebut ingin mencapai suatu agenda tertentu. Misalnya, keuntungan dan dukungan politik; perang, permusuhan, pertikaian antar kelompok; semangat dan dukungan yang membabi buta sehingga membela sang korban yang muncul atau tergambar dalam hoaks.  Dukungan tertentu dari orang-orang yang mempercayai hoaks tersebut sebagai kebenaran, kemudian muncul amarah, yang bisa saja berujung pada permusuhan dan chaos sosial; dan bisa saja ada yang lain.

Mengapa Harus Ahok-Veronica

Jika melihat dan membaca 'berita heboh' Ahok-Vero ini serta mendengar sedikit penjelasan saya (seperti di atas), maka, beberapa teman bertanya,"Mengapa harus Ahok-Vero yang menjadi sasaran atau korban?" Ya, mengapa mereka?

Menurut saya, jika benar tak ada Surat Gugat Cerai dari Basuki Tj Purnama, maka ini adalah permainan politik kelas tinggi. Alasannya, menyangkut hasil survey berbagai lembaga survey, Basuki Tj Purnama menempati peringkat tertinggi sebagai pendamping Jokowi pada Pilpres 2019.  Selain itu, walau Basuki Tj Purnama ada di balik jeruji besi, namanya masih harum dalam ingatan publik. Ia tetap menjadi 'simbol perlawanan' terhadap ketidakadilan dan para peninda serta radikalisme.

Oleh sebab itu, karakter serta hidup dan kehidupan politiknya (Basuki Tj Purnama) harus dimatikan, ditiadakan, dihitamkan, dan dibuat senegatif mungkin, termasuk sebagai orang yang keluarganya tak bahagia sehinga bercerai.

Jika lihatan saya di atas itu benar, maka mudah ditebak, 'apa dan siapa serta dari mana sumber surat gugat cerai Basuki Tj Purnama. Tujuan mereka adalah 'pembunuhan karakter,' dan dengan itu, Basuki Tj Purnama akan kehilangan segala dan semuanya.

Dokumentasi Tribun
Dokumentasi Tribun
Namun,  menurut saya, jika benar Basuki Tj Purnama mau menceraikan isterinya, monggo terserah dia; saya tak punya kepentingan apa-apa. Tentu ada alasan yang sangat mendasar, dan tak bisa di maafkan, sehingga Basuki lakukan hal tersebut. Ini, adalah urusan keluarga mereka, dan bukan merupakan porsi publik. Media memblow up karena Basuki Tj Purnama adalah 'bisa menjadi berita' dan viral dalam sekejap.  

Itu lah kotornya 'Politik Kotor'

Opa Jappy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun