A.J.Litaay-Sjioen disaat 10 November 1945, jadi pemimpin laskar wanita, 3 srikandi. Adiknya mamie, tante Fietje Nolten-Sjioen meninggal di Utrecht sudah lama, dan Fransisca Fanggidaej terakhir di panggil pulang BAPA tadi pagi. Ayahnya Ir.Godlief Fanggidaej, bertugas di Jawa Timur sebagai insinyur. Mamie, ayahnya Pdt.I di NTT.
Mereka bertiga sama dengan pahlawan tanpa jasa, tapi nama-nama ada tertulis dalam buku arsip Kantor Arsip Surabaya, dan storinya di tulis oleh Brigjen Barlan dan bukunya ada di museum ABRI Jkt.
Mereka sudah tiada, harap akan muncul srikandi-srikandi gagah berani, jujur, wibawa, inner beauty nampak dan wibawa.
Dijaman ini karena Indonesia perlu srikandi-srikandi-srikandi masa kini yg siap bekerja tanpa pikir tujuan kaya, punya cita-cita MERDEKA SEUTUHNYA
Tanggal 10 Nopember, Fransica menerobos blokade Sekutu, dan berhasil sampai di markas pemuda perlawanan di Surabaya; teman-temannya yang lain tertahan di Madiun, dan bergabung dengan pergerakaan pemuda disana.
Yah ... itulah sepenggal kisah tentang tiga Putri Timor yang berperang pada 10 Nopemer 1945 di Surabaya. Satu demi satu dari antara mereka telah tiada; dan terakhir adalah Fransisca, yang kembali ke hadapan-Nya pada 14 Nop 2013.
Saat itu, keluarga besar Tante atau Oma Fransisca berusaha agar jebazahnya di bawah ke Jakarta, namun tak mendapat izin dari Pemerintah.
Mungkin saja, pemerintah tak memberi izin karena,
"Pada tahun 1964, Presiden Soekarno memilih dan mengangkatnya sebagai salah satu penasehat presiden - staf inti kepresidenan, dan sering mengikuti perjalanan Presiden ke ke berbagai negara. Kedekatan dengan Presiden dan besar dari/di Pemuda Sosialis Indonesia (yang kemudian menjadi Pemuda Rakyat, organisasi pemuda di bawah PKI), menjadikan Fransisca sebagai orang yang tak disukai Orba"
Atau, mungkin karena ada alasan lain; saya tak dapat info tentang hal tersebut.