Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

1928, Sumpah Pemuda; 2017, Deklarasi Kebangsaan

28 Oktober 2017   21:46 Diperbarui: 29 Oktober 2017   07:56 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lenteng Agung, Jakarta Selatan--Doeloe, dalam ingatan masa lalu.

Sejarah mencatat bahwa Kebangkitan Nasional 1908, tidak serta merta membangkitkan semangat keesaan dan kebersamaan sebagai Indonesia di Nusantara atau Hindia Belanda. Semangat itu telah ada, namun berjalan pelan dan 'undercover' karena hambatan rezim kolonial. Gerakan 'kalangan tua' 1908, dilihat oleh para pemuda dan mahasiswa dari Nusantara di Belanda, perlu dipercepat; percepatan itu, harus dimulai dari kalangan mahasiswa.

Oleh sebab itu, pada tahun 1925 para mahasiswa asal Nusantara di Belanda membentuk Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda, yang lebih dikenal sebagai Perhimpunan Inddonesia Sesuatu,  pada masa itu, sangat berani, sebab menohok Pemerintah Kerajaan Belanda dan para petinggi Hindia Belanda di Batavia; karena deklarasi berdirinya di jantung Negara yang menjajah Nusantara.

Pada saat yang sama, Perhimpunan Indonesia juga mengeluarkan Manifesto 1925 bahwa hanya dengan atau adanya unity (kesatuan), equality (kestaraan) dan liberty (kemerdekaan), semua orang di Indonesia dapat menerima dan menciptakan gerakan yang kuat dan terpadu untuk memaksakan kemerdekaan kepada pihak Belanda.

Oleh sebab itu, Perhimpunan Indonesia mengembangkan empat pokok ideologi yaitu, kesatuan nasional, solidaritas, non kooperasi dan swadaya.

Gaung dari Manifesto PPI 1925 itulah, juga harus diakui sebagai salah satu pendorong Kongres Pemuda/i Indonesia di Hindia Belanda.

Sebetulnya, Kongres Pemuda Indonesia I pada 30 April-2 Mei 1926, hanya merupakan rapat akhbar 'Panitia Kongres Putera/i Indonesia' dalam rangka Kongres Pemuda (yang akan diadakan) pada 1928. Pada Kobgres I ini, hadir wakil-wakil Perhimpunan Indobesia di Belanda dan perwakilan seluruh organisasi pemuda di Hindia Belanda saat itu.

Tindak lanjut dari 'Kongres' Pemuda I adalah Kongres Pemuda II pada 27 - 28 Oktober 1928. Pada Kongres inilah menghasilkan dua keputusan utama yaitu Lagu Nasional untuk atau ketika Indonesia sudah Merdeka dan Sumpah Pemuda.

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun