Cipanas--Logos, Yunani artinya kata; kata yang memiliki makna. Para Filsuf masa lalu memberi perluasan makna terhadap Logos. Sehingga logos bermakna kemampuan mengungkapkan kata-kata yang dapat atau mampu meyakinkan orang lain, sehingga mereka mendapat pengetahuan baru ataupun berkembang secara intelektual dan kecerdasannya.
Coba ingat, pernahkah anda dan saya menghitung berapa banyak kata yang diucapkan hari ini? Atau, berapa banyak kata yang ditulis dan diucapkan melalui orasi serta narasi di Medsos atau pun saat interaksi verbal? Semuanya sesuai dengan makna logos atau sebaliknya? Mungkin saja, dari dalam diri anda dan saya  lebih banyak keluar kata-kata sia-sia dan yang tak bermakna. Dan, secara sadar atau tidak, telah 'membunuh' orang lain.
Sangat banyak orang mengungkapkan dan menyatakan kata-kata, tapi sedikit yang menyampaikan logos. Padahal orang yang berlogos, adalah manusia berilmu dan mempunyai hikmat; seseorang yang cinta (philia) dan selalu berkata-kata penuh (berhubungan dan menghasilkan) hikmat, adalah seorang philosophia/is - filosof.
Kadang saya, mungkin juga anda, heran karena melihat, membaca, mendengar begitu banyak kata (dan kata-kata) Â dari orang-orang tenama dan populer, misalnya artis, tokoh agama, politikus, pejabat, dan seterusnya, yang sama sekali jauh dari tampilan dirinya. Mereka, melalui orasi dan narasi, lebih banyak sampaikan ujar kebencian dan fitnah.
Agaknya, orang-orang seperti itu, hanya bisa berkata-kata, tapi tak pahami makna yang terkandung dalam 'kata' dan tidak tahu dampaknya ketika mereka berkata-kata.
Prihatin.
So, sebaiknya, pikirkanlah semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji; dan lakukan lah semuanya itu pada hidup dan kehidupanmu.
Ingatlah
Logos bukan sekedar kata dan makna.
Logos bisa merubah dirimu, orang lain, masyarakat, dan juga dunia.
Opa Jappy | WA +62818121642
Dari Villa Kota Bunga Ade, Cipanas Jawa Barat
Artikel Terkait
Profesor Ahli Filsafat Belum Tentu Ia Seorang Filsuf
Lidah
Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.Â
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.Â
Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.Â
Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.Â
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.
Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.Â
Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.Â
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.Â
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.Â
Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Santo Yakobus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H