Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indeks Demokrasi DKI Jakarta Terbawah di Indonesia

16 September 2017   18:39 Diperbarui: 17 September 2017   13:01 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitaran Universitas Indonesia, Depok--Anda pernah dengar tentang Hari Demokrasi Internasional?  Mudah-mudahan, jawaban anda adalah, Ya.

Sekedar Segarkan Ingatan

PBB pada rapat pleno Majelis Umum (MU) ke-46 tahun 1997, mengeluarkan resolusi resolusi A/RES/62/7 yang menetapkan tanggal 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional. Bersamaan dengan itu,
Inter-Parliamentary Council (IPU) yang terdiri dari 193 negara, pada rapat di Cairo, Mesir, 15 September 1997 di Cairo, mengeluarkan deklarasi yang disebut Universal Declaration on Democracy.

Menurut PBB, deklarasi Hari Demokrasi selaras dengan deklarasi Universal Hak Asasi Manusia; di dalamnya kehendak rakyah harus menjadi dasar kekuasan pemerintah. Kehendak itu, harus dinyatakan dalam pemilihan berkala serta dilakukan melalui pemungutan suara rahasia atau dengan prosedur pemungutan suara bebas yang setara.

Demokrasi memberikan peluang lebih besar bagi terwujudnya berbagai ekspresi hak dasar manusia, terutama dalam aspirasi politik.

Masa Depan Demokrasi di Indonesia

Sumber: BPS
Sumber: BPS
2017-09-16-11-34-23-1-59bd0abcf3d9e5352e4a4314.png
2017-09-16-11-34-23-1-59bd0abcf3d9e5352e4a4314.png
Ada sejumlah  tiga komponen utama untuk menghitung, sesuai Universal Declaration on Democracy, yaitu kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi. Komponen tersebut dipakai untuk mengukur Indonesia, sebagai Negara Demokrasi yang besar, setelah India dan Amerika Serikat. Hasilnya mengejutkan dan prihatin.

Indonesia menunjukkan kemunduran dalam perlindungan hak asasi manusia, khususnya terkait berdemokrasi. Padahal, masa depan Indonesia terletak pada fondasi demokrasi yang dibangun negara saat ini, dan juga demokrasi ikut menentukan masa depan Indonesia.

Masa depan Indonesia adalah demokrasi yang memberi ruang partisipasi dan kesetaraan di masyarakat termasuk bagi kaum muda, perempuan, dan mereka yang berada di kelompok paling rentan. Di dalamnya, tak ada ruang untuk kepemimpinan bergaya otoriter.

Demokrasi menjadi alat untuk membangun negara melalui partisipasi, transparansi dan akuntabilitas, penghormatan, dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia hingga pemihakan kelompok-kelompok marginal.

Indeks Demokrasi DKI Jakarta, terbawah di Indonesia

Sumber: BPS
Sumber: BPS
Dari 33 Provinsi di Indonesia, Indeks Demokrasi DKI Jakarta turun drastis, berada pada urutan terbawah dengan angka 70,85. Penurunan tersebut disumbangkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan (jelang) Pilkada.

Pilkada DKI Jakarta 2017 yang 'memanas,' dikaitkan dengan kasus yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tj Purnama; dan jeratan itu akibat mengemukanya perbedaan kelompok mayoritas dan minoritas.

Kemunduran Indeks Demokrasi DKI Jakarta, juga disumbangkan oleh adanya sejumlah politisi dan kelompok mengusung etnisitas dan agama, sentimen golongan, serta dikotomi  mayoritas-minoritas dan pribumi-non pribumi.

Dengan demikian, Jakarta sebagai Ibu Kota NKRI dan 'gerbang utama' RI, ternyata praktek, hidup dan kehidupan demokrasinya terendah dan terbelakang; kalah dari daerah terpencil di Nusantara. Siapa yang salah?

Cukup lah.

Opa Jappy +62818121642
Pengagas dan Pendiri
- Gerakan Damai Nusantara
- Relawan Cinta Indonesia
- Indonesia Hari Ini

BACA (dengan HP)

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun