Pilkada DKI Jakarta 2017 yang 'memanas,' dikaitkan dengan kasus yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tj Purnama; dan jeratan itu akibat mengemukanya perbedaan kelompok mayoritas dan minoritas.
Kemunduran Indeks Demokrasi DKI Jakarta, juga disumbangkan oleh adanya sejumlah politisi dan kelompok mengusung etnisitas dan agama, sentimen golongan, serta dikotomi  mayoritas-minoritas dan pribumi-non pribumi.
Dengan demikian, Jakarta sebagai Ibu Kota NKRI dan 'gerbang utama' RI, ternyata praktek, hidup dan kehidupan demokrasinya terendah dan terbelakang; kalah dari daerah terpencil di Nusantara. Siapa yang salah?
Cukup lah.
Opa Jappy +62818121642
Pengagas dan Pendiri
- Gerakan Damai Nusantara
- Relawan Cinta Indonesia
- Indonesia Hari Ini
BACA (dengan HP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H