Sekitar Pilkada DKI Jakarta; Amin Rais, yang Profesor dan Doktor, seakan "tak tahu" atau buta dan tuli tentang ormas keagaman radikal, rasis, anti pilar-pilar pemersatu NKRI yang mendukung salah satu pasangan calon Gub dan Wagub DKI Jakarta. Amin Rais "berkarib ria" dengan mereka.
 Sekitar Peradilan Ahok; sekali lagi, Sang Profesor Doktor itu, mengikuti pola pikir paksaan bahwa "Ahok adalah Penista Agama."
 Sejak Oktober 2016, Amin Rais  berulangkali mengeluarkan umpatan terhadap Ahok. Dengan manisnya, pada berbagai kesempatan, Amin menyebut Ahok sebagai penista agama. Wouuu kereen.
 Bahkan, Amin juga menghubungkan Proses Peradilan Ahok dengan Presiden Jokowi, sehingga mendapat kritik dari berbagai pihak; termasuk dari Goenawan Muhamad. Sungguh memalukan.
 Nah. Itulah Amin Rais.
 Menarik untuk ditelaah, ada apa di balik kata-kata Amin Rais, "Ahok Bebas, Jokowi Finish!?"
 Suatu ancaman yang terang benderang.
 Mungkin Amin membayangkan bahwa ia bisa "meminjam panggung demontrasi" untuk menggulingkan pemerintah? Atau, Amin mau menjadi "Pusat Diluar Kekuasaan" untuk melakukan Kudeta Sipil?
 Entahlah!
Memangnya, pada konteks kekinian, Â Amin Rais itu siapa sehingga mau meng-finish-kan Presiden Jokowi? Bahasa gaulnya, Amin Rais Siapa Lue?
Sorry to say, "Wahai Amin Rais, dirimu bukan siapa-siapa lagi. Sekarang bukan era 1998, ketika itu, dalam diri rakyat ada semangat gulingkan pemerintah."