Sayangnya, banyaknya Organ dan Komunitas Relawan itu, tak dibarengi dengan koordinasi yang baik dan benar. Organ relawan yang tergabung di Rumah Lembang tak mencapai seratus. Dengan alasan tertentu, organ relawan "memisahkan" diri atau tak mau bergung dengan Rumah Lembang.
Hebatnya lagi, setelah Putaran I, selain Rumah Lembang, muncul "pusat kegiatan dan nam relawan" yang baru. Misalnya, Â di Widya Chandra, Talang, Basuki Djarot Centre, dan lain sebagainya.Â
Sayangnya, banyaknya pusat kegiatan relawan tersebut, tak diikuti dengan kerja sama, koordinasi dan saling melengkapi. Sebaliknya, yang terjadi adalah persaingan, saling menjatuhkan, saling klaim sebagai relawan sah, bahkan tudingan sebagai relawan liar. Tepok Jidat.
Hebatnya lagi, ada relawan yang seetnis dengan Ahok, terang-terangan menyatakan, "Pendukung Ahok dari daerah tertentu, semuanya preman, (data ada di saya)." Sungguh memalukan dan tak beretika, karena ada oknum relawan, mengeluarkan pernyataan rasis seperti itu. Ini adalah suatu penghinaan yang sekaligus merugikan Basuki Djarot.
Akibat dari buruknya koordinanasi terhadap relawan, ada puluhan atau bahkan ratusan "Posko Relawan" tanpa logistik dari Tim Pemenangan Basuki Djarot. Pendanaan ke Relawan ini, Â cukup menyumbangkan suara kekalahan. Di sini, uang yang bicara dan berbicara.
Faktor "Pembiaran" oleh Aparat Penyelenggara
Penyelenggara Pilkada DKI Jakarta Putaran I dan II, netral dan adil, serta tak berpihak; itu yang seharusnya, Â tetapi yang terjadi adalah "Sebaliknya dari yang Seharusnya."
Semua pendukung Basuki Djarot menjadi saksi mata; mereka melihat, marasakan, dan mendapat hal-hal yang luar biasa.Â
Aneka macam pelanggaran dari Pendukung Pasangan Calon, mulai dari ayat hingga mayat, bahkan dari mimbar tempat ibadah pun ada orasi dan narasi penuh serta benci plus kebencian terhadap pasangan Basuki Djarot.
Menyedihkan. Misalnya, aparat  melakukan pembiaran terhadap "spanduk sara;" sehingga relawan harus "menekan" aparat agar mereka copot. Lebih dari 500 laporan warga masuk ke Tim Kontra Spanduk Sara, dan semuanya terpampang manis, tanpa diusik.
Aparat penyelenggara juga melakuka pembiaran terhadap "Sembako Merk Pasangan Calon" plusa Amplop Uang; semuanya terang benderang namun tak terlihat oleh Badan Pengawas. Luar Biasa Buta or Buta yang Luar Biasa.