Sejak pagi, sebagian massa mengawali hari dengan singgah ke Masjid Istiqlal. Mereka berwudu, salat sunnah, hingga mengumpulkan energi. Dari Istiqlal, massa berjalan kaki ke Monas dan mulai menggelar sajadah. Semangat mereka terus menggelora sejak pagi untuk menyerukan tuntutan terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Rintik gerimis mengiringi aksi massa yang datang dari berbagai penjuru dengan jalan kaki, konvoi motor, hingga bersepeda. Relawan membagikan nasi kotak hingga kurma kepada peserta aksi. Dengan tertib, mereka mengisi area lapangan Monas dengan mengosongkan area rumput. Gerimis datang dan pergi, awan mendung menggantung di langit. Di tengah sejuknya cuaca, jumlah massa yang masuk ke dalam Monas terus bertambah. Aksi super damai itu pun dilanjutkan dengan mengaji, zikir, dan tausyiah bersama. Ustaz Isrofiel membacakan Al Maidah 45-56, Ustaz Arifin Ilham memimpin zikir, dan peserta massa terus khusyuk berdoa. Massa yang hadir melebihi kapasitas area lapangan Monas.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian di hadapan lautan massa, menyatakan bahwa, “Proses hukum Ahok yang kini sudah berstatus tersangka dan berkasnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung. Kita fasilitasi kegiatan di Monas ini sehingga semua terakomodir dengan baik, kita merasakan bertapa indahnya Islam. Kita merasakan bahagianya suasana hari ini."
==
2012 berakhir diiringi oleh hujan sore hari di Jakarta, walau masih tersisa sekelompok orang yang berseru-seru tak jelas di sekitaran  Gedung DPR RI Senayan. Jelas bahwa dampak dari penangkapan 10 oknum terduga makar, sangat terasa pada aksi 212. Paling tidak, tanpa orasi yang mencaci Preside Jokowi, juga tiada suara untuk merebut kekuasaan, dan seterusnya. Mereka yang biasanya seperti singa mengaum di atas podium, tak muncul. Yang ada adalah bendera-bendera dari "negeri bukan Indonesia," yang diarak peserta demo, [kita tahu lah, pasti dari Parpol yang itu tuh].  Media Pemberitaan dan News Online pun, nyaris tak ada berita yang menegangkan dan membuat publik takut serta ketakutan.Â
Semuanya itu terjadi karena 212 tanpa marah dan amarah.
Opa Jappy | Lenteng Agung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H