Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkin Fadli Zon [Tidak] Tahu Rencana Kelompok Abu Nusaibah

30 November 2016   11:23 Diperbarui: 27 Desember 2016   14:15 11901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUPLEMEN

Perhatikan kronologi berikut ini

Catatan Pertama: Jumat, 4 November 2016, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, “Kalau ada permintaan masyarakat mau menginap ya silakan saja, ini rumah rakyat kok; Kalau tak tertampung silakan ke DPR, ini rumah rakyat,” Artinya, mengizinkan massa pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Nasional Penjaga Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPFMUI) untuk menginap di gedung DPR/MPR RI, [CNN]  

Catatan Kedua: Massa berunjuk rasa di kawasan Istana Negara dan Jalan Medan Merdeka Selatan secara perlahan meninggalkan lokasi melanjutkan aksinya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta; setelah mendengarkan orasi dan pembacaan Alquran surat Yassin di sekitar Patung Arjuna Wijaya (Patung Kuda).  Sebagian massa bergerak dengan menumpang kendaraan bak terbuka, sebagian lainnya melanjutkan aksi menggunakan sepeda motor. Namun banyak juga massa aksi yang bingung untuk menuju Gedung DPR karena tidak membawa kendaraan.  Namun, ada juga yang secara perlahan meninggalkan kawasan Patung Kuda. Ada juga yang tetap bertahan sambil beristirahat di trotoar, [Antara].

Catatan Ketiga: 26 November 2016, di Mabes Polri Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, “Sembilan orang tersangka teroris kelompok Abu Nusaibah yang menyusup dalam demonstrasi 4 November lalu sudah merencanakan aksinya dengan matang. Namun rencana teror yang menunggu kelengahan polisi itu bisa digagalkan. 

Setelah bentrok antara massa dan aparat keamanan terjadi pada Jumat (4/11), sekitar pukul 19.30, Abu Nusaibah memerintahkan WS dan UA untuk mengumpulkan 8 orang kelompok Hawariyun di Masjid Al-Fatah, Menteng, Jakarta Pusat.

 Mereka bergerak berkumpul di Masjid Al-Fatah dari rumah masing-masing, tidak ikut demo di siang harinya, karena mereka akan memanfaatkan jika situasi rusuh.

Mereka yang diminta hadir itu berkumpul di halaman masjid sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara di dalam Masjid ada Abu Nusaibah, SU, dan IA. Abu Nusaibah keluar dari Masjid Al-Fatah pukul 20.30 WIB lalu memerintahkan WS membagi menjadi dua kelompok.  Kelompok pertama dipimpin AF untuk bergerak ke Penjaringan, Jakarta Utara, sebab kerusuhan telah terjadi di lokasi itu. Kelompok kedua dipimpin oleh Abu Nusaibah bergerak dan bergabung dengan massa di DPR.

Tugas dan tujuannya adalah, agar berhadapan langsung dengan aparat keamanan dalam chaos dan mencari kelengahan aparat keamanan untuk merebut senjata api atau apabila ada senjata yang jatuh segera ambil.  Mereka tidak langsung bergabung dengan massa setiba di Penjaringan. Melainkan langsung menyusup ke barisan di belakang polisi untuk mencari kelengahan aparat. Namun bentrok sudah berhasil dikendalikan oleh aparat keamanan. Kemudian, kelompok 1 pimpinan AF yang di Penjaringan berpindah menuju DPR RI untuk bergabung bersama massa.

Tim Densus 88 Antiteror berhasil menangkap sembilan orang yang terlibat dalam perencanaan teror itu. Kesembilan orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu ditangkap di Bekasi dan Jakarta. Mereka berinisial S alias AN, A, RS, DA, WW, IA, F, Z, AS. Secara umum mereka terdeteksi sebagai pemuda yang melakukan baiat, langsung ke pimpinan ISIS," [Opa Jappy | Jakarta News]

boy-rafi-583e4a335c7b619f048fcf1d.jpg
boy-rafi-583e4a335c7b619f048fcf1d.jpg
Suara dan gema Demo 4 11 2016, agaknya masih terus menerus bergaung kemana-mana; walaupun Ahok, sudah menjadi tersangka, namun masih belum memuaskan para penolaknya. Bahkan, besok 2 Des 2012, ada gerakan susulan. Tak apalah, namanya juga ikut dan meramaikan suasana Pilkada DKi Jakarta. Di balik itu, diriku yang tua ini memperhatikan ulang sekitar peristiwa 4 11, dan dihubungkan dengan pernyataan Kadiv Humas Mabes Polri. 

Ada hal menarik, bahkan sangat menarik, ketika itu, dari Fadli Zon,  Wakil Ketua DPR, mengizinkan massa pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Nasional Penjaga Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPFMUI) menginap di gedung DPR/MPR RI, seandainya tuntutan mereka tak diamini oleh pemerintah. Dan, selanjutnya pada malam hari, massa demo pun menuju Gedung DPR. Di sana, mereka tak bisa masuk. Tak seorang pun dari massa demo menginap di sana. 

Lucunya, Fadli Zon, tak muncul di kawasan Gedung DPR, di antara massa, agar membuka gerbang serta pintu-pintu Gedung DPR, agar massa demo bisa tidur atau pun istirahat. Ke mana Fadli Zon!? Ia raib, di balik pintu rumah, sambil melihat TV; atau sementara melakukan hal lain yang lebih santai.

Mereka, massa demo, tercecer dan cari jalan sendiri; Pemda DKI, mengulurkan tangan bantuan. Ratusan Bus Trans Jakarta dikerahkan untuk membawa pulang massa demo ke kota masing-masing.  Yang tersisa adalah cerita dan kisah; Fadli Zon pun lama bersuara.

Beberapa hari kemudian, Polri membuka dan menyampaikan hasil dapatan mereka. Sejumlah orang, yang disebut sebagai Tersangka Teroris, ditangkap. Ada di antara mereka ikut dalam rombongan massa menuju Gedung DPR. Luar Biasa,

Pikiran nakalku mengembara ke 4 11; seandainya pada waktu itu, ada Fadli Zon, dan ia berhasil membuka pintu-pintu Gedung DPR untuk massa demo. Bersamaan dengan itu, ada sejumlah teroris menginap di Gedung DPR. Tentu, kisahnya akan lain, pastinya gegar membahana ke segala penjuru planet Bumi.

Timbul tanya, apakah Fadli Zon, yang biasanya banyak tahu dan selalu berusaha mengetahui banyak hal, tidak tahu bahwa bisa saja ada penyusup bersama massa demo!? Penyusup yang bisa merusak, menghancurkan, membunuh banyak orang. Mudah-mudahan Fadli Zon, kali ini, ia tak tahu apa-apa tentang, "Kelompok pertama dipimpin AF untuk bergerak ke Penjaringan, Jakarta Utara;  kelompok kedua dipimpin oleh Abu Nusaibah bergerak dan bergabung dengan massa di DPR"

Belajar dari tiga catatan di atas, agaknya para politisi, khususnya Fadli Zon, perlu jaga kata-kata atau memberikan pernyataan, sebab bisa saja itu membuka peluang sehingga bisa terjadi kehancuran yang lebih besar. Utamanya, Fadli Zon, yang juga anti Ahok dan sering menyampaikan kritik tajam yang tak bermakna kepada Presiden Jokowi,  perlu menahan diri. Dalam arti, jangan cepat sampaikan hal-hal yang yang tak mendasar ataupun tak bisa dilakukan.

Menurutku, dalam "pemikiran theisme," Tuhan masih menjaga rakyat, bangsa dan negara Indonesia. Ya, Ia masih menjaga negeri ini dari kehancuran. Pada waktu itu, massa tak menginap dalam Gedung DPR, para teroris pun juga tak ada di sana. Semuanya karena bangsa ini masih dijaga; Tuhan menjaga menjaga bangsa ini dari ulah provokator dan teror serta teroris.

Oleh sebab itu, Pak Polisi perlu bertanya kepada Fadli Zon, "Mungkin Fadli Zon [Tidak] Tahu Rencana Kelompok Abu Nusaibah."

Opa Jappy | Puncak Jawa Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun