SUPLEMEN
Perhatikan kronologi berikut ini
Catatan Pertama: Jumat, 4 November 2016, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, “Kalau ada permintaan masyarakat mau menginap ya silakan saja, ini rumah rakyat kok; Kalau tak tertampung silakan ke DPR, ini rumah rakyat,” Artinya, mengizinkan massa pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Nasional Penjaga Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPFMUI) untuk menginap di gedung DPR/MPR RI, [CNN]
Catatan Kedua: Massa berunjuk rasa di kawasan Istana Negara dan Jalan Medan Merdeka Selatan secara perlahan meninggalkan lokasi melanjutkan aksinya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta; setelah mendengarkan orasi dan pembacaan Alquran surat Yassin di sekitar Patung Arjuna Wijaya (Patung Kuda). Sebagian massa bergerak dengan menumpang kendaraan bak terbuka, sebagian lainnya melanjutkan aksi menggunakan sepeda motor. Namun banyak juga massa aksi yang bingung untuk menuju Gedung DPR karena tidak membawa kendaraan. Namun, ada juga yang secara perlahan meninggalkan kawasan Patung Kuda. Ada juga yang tetap bertahan sambil beristirahat di trotoar, [Antara].
Catatan Ketiga: 26 November 2016, di Mabes Polri Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, “Sembilan orang tersangka teroris kelompok Abu Nusaibah yang menyusup dalam demonstrasi 4 November lalu sudah merencanakan aksinya dengan matang. Namun rencana teror yang menunggu kelengahan polisi itu bisa digagalkan.
Setelah bentrok antara massa dan aparat keamanan terjadi pada Jumat (4/11), sekitar pukul 19.30, Abu Nusaibah memerintahkan WS dan UA untuk mengumpulkan 8 orang kelompok Hawariyun di Masjid Al-Fatah, Menteng, Jakarta Pusat.
Mereka bergerak berkumpul di Masjid Al-Fatah dari rumah masing-masing, tidak ikut demo di siang harinya, karena mereka akan memanfaatkan jika situasi rusuh.
Mereka yang diminta hadir itu berkumpul di halaman masjid sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara di dalam Masjid ada Abu Nusaibah, SU, dan IA. Abu Nusaibah keluar dari Masjid Al-Fatah pukul 20.30 WIB lalu memerintahkan WS membagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dipimpin AF untuk bergerak ke Penjaringan, Jakarta Utara, sebab kerusuhan telah terjadi di lokasi itu. Kelompok kedua dipimpin oleh Abu Nusaibah bergerak dan bergabung dengan massa di DPR.
Tugas dan tujuannya adalah, agar berhadapan langsung dengan aparat keamanan dalam chaos dan mencari kelengahan aparat keamanan untuk merebut senjata api atau apabila ada senjata yang jatuh segera ambil. Mereka tidak langsung bergabung dengan massa setiba di Penjaringan. Melainkan langsung menyusup ke barisan di belakang polisi untuk mencari kelengahan aparat. Namun bentrok sudah berhasil dikendalikan oleh aparat keamanan. Kemudian, kelompok 1 pimpinan AF yang di Penjaringan berpindah menuju DPR RI untuk bergabung bersama massa.
Tim Densus 88 Antiteror berhasil menangkap sembilan orang yang terlibat dalam perencanaan teror itu. Kesembilan orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu ditangkap di Bekasi dan Jakarta. Mereka berinisial S alias AN, A, RS, DA, WW, IA, F, Z, AS. Secara umum mereka terdeteksi sebagai pemuda yang melakukan baiat, langsung ke pimpinan ISIS," [Opa Jappy | Jakarta News]