Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Warga Menggergaji Pagar Besi Rel KA

29 Januari 2016   15:54 Diperbarui: 30 Januari 2016   17:56 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pihak mengakui bahwa area sekitar Stasiun dan Rel KA, terutama di Jabodetabek telah berdampak pada kenyamanan penumpang, perjalanan KA, dan keindahan lingkungan. Namun, tidak banyak orang yang peduli terhadap penyingkiran PJK - KAI Jabodetabek terhadap pedagang usaha kecil dari sekitar dan dalam Stasiun, tanpa solusi atau memberikan area berdagan kepada mereka. PJKA - KAI lebih memilih memasukan mini market ke dalam Stasiun; dan pemodal besar perusahan parkir di area sekitar Stasiun. Juga, tak banyak orang peduli terhadap warga sekitar rel KA yang terkurung akibat arogansi dan sikap tanpa pertimbangan PJKA - KAI Jabodetabek yang  mempelajari sikon sosial ekonomi dan mobilitas masyarakat.

Akibat dari penutupan rel KA dengan pagar besi tanpa ada Jembatan Penyeberangan Orang, telah merugikan serta menyusahkan banyak pihak. Sudah jelang dua minggu kejadian seperti itu; dan agaknya Pemda Kodya Jaksel dan DKI, cuma diam tak peduli, padahal warga sudah menyampaikan data dan fakta. (PJKA - KAI Jabodetabek Menutup Akses Warga)

Akibatnya,  pergerakan murid, pelajar, siswa sejumlah sekolah dari arah Depok dan seberang rel,  menuju dan pulang sekolah biasanya jalan kaki,  lebih memilih menerobos pagar rel daripada membayar dua kali ongkos angkot. Juga, para pedagang kecil yang pagi-pagi subuh harus menuju Pasar Minggu atau Pasar Induk Kramat Jati, mereka berani melewati pagar besi. Kenyataan itu, menjadikan "seseorang," mungkin tiga hari lalu, pada waktu malam, menggergaji pagar besi, sehingga cukup dilewati.

Lihat foto, celah pagar besi, menjadi akses alternatif warga. Dan,  ternyata "lubang" yang sama  ada di beberapa tempat.

Nah, Semuanya itu terjadi karena PJKA - KAI Jabodetabek tak mau mendengar usulan dan keluhan masyarakat. Mereka lebih memilih "atas nama" Undang-undang dan penataan sekitar rel KA, tanpa peduli pada sikon masyarakat sekitar, padaha warga tersebut juga adalah pengguna KA.

Kemarin soreh dan tadi pagi, saya sempat betanya kepada mereka yang menerobos pagar rel, "Mengapa lewat situ!?" Semuanya menjawab dengan serempak, "Abbah, karena tak ada jalan lain atau jembatan." Itu kuncinya.

Pada dasarnya warga di sekitar pinggir atau berdekatan dengan rel KA tidak mau menyeberang atau menerobos pagar besi, jika tersedia JPO. Namun, karena PJKA KAI Jabodetabek, tak peduli serta tidak membuat JPO, maka pagar besi lah yang diterobos. Pada titik itu, jangan cuma salahkan warga yang "merusak" pagar besi atau tembok penutup rel KA, namu kepedulian PJKA KAI Jabodetabek terhadapa mobilitas masyarakat.

Oleh sebab itu, PJKA KAI Jabodetabek, dan juga Pemda, selayaknya lakukan disgresi; selama belum ada JPO, maka membuka akses untuk dilewati warga.

So jangan menuduh serta menuding masyarakan tidak terdidik dan merusak aset Negara.

Opa Jappy | Lenteng Agung, Jakarta Selatan

 

TULISAN TERKAIT

PJKA - KAI Jabodetabek Menutup Akses Warga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun