Yesus bukan datang dengan setumpuk aturan, perintah, dan hukum; Ia pun bukan datang dengan membawa atau memegang misi agama serta keagamaan. Ia tidak melakukan tugas dan karya keagamaan, namun membebaskan manusia serta kemanusiaan dari dosa. Ia hadir untuk mati sebagai penebus.
Mungkin saja, Presiden menyadari bahwa karena Yesus tidak membentuk agama, maka melainkan keragaman dalam keesaan maka pada pesan Natal di Kupang, ia menyampikan bahwa ".... Bhinneka Tunggal Ika. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, dan bukan satu agama, .... "  Yesus tidak pernah memerintahkan agar seluruh bumi atau umat manusia, termasuk bumi dan manusia Indonesia, menjadi satu dalam keesaan agama.Â
Pesan Presiden tersebut juga bisa bemakna bahwa, hidup bersama sebagai keluarga Allah mengandung pesan utama bahwa kita adalah satu keluarga. Sebagai anggota keluarga, kita masing-masing mempunyai tanggungjawab untuk menjadikan hidup bersama di bumi ini semakin baik; bukan hanya tanggung jawab untuk keselamatan manusia, tetapi juga untuk keutuhan seluruh ciptaan.
Tanggungjawab itu menjadikan umat kristen di Indonesia berteguh hati melaksanakan Misio Dei, yaitu menciptakan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Mewujudkan keluarga Tuhan yang damai, rukun, adil dan saling menerima dalam keberagaman. Serta membangun kesadaran bersama bahwa setiap makhluk ciptaan Allah memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, hak hidup yang harus dilindungi, dan hak-hak orang perorangan serta bersama yang harus dipenuhi dan diwujudkan.
Sebagai umat yang ada di negeri Bhineka Tunggal Ika, umat Kristen tidak hidup sendiri sebagai komunitas tertutup. Melainkan hidup berdampingan dengan komunitas-komunitas lain. Oleh sebab itu, perbedaan pandangan dan cara menjalani kehidupan, selayaknya meniadakan gesekan-gesekan bahkan konflik antar kelompok, golongan, ras/suku dan agama, sehingga hubungan antar umat dan antar warga menjadi kurang harmonis.
==
VBerdasar semunya itu, pesan Natal Presiden Jokowi di Kupang, "Negara Menganut Asas Bhinneka Tunggal Ika. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, dan Bukan Satu Agama, juga menjadi pesan untuk saya, anda, dan semua rakyat Indonesia.
Indahnya Pelangi Bangsa dan Negeriku
Â
Â