[caption id="attachment_320365" align="aligncenter" width="512" caption="dok rifky"][/caption]Sinabung masih membara, korban sudah berjatuhan; termasuk relawan dari (anggota) GMKI Sumatera Utara, yang menjadi korban keganasan hawa panas Sinabung,
[*Notes, banyak pemberitaan media tv, tidak menyinggung 7 di antara korban sebagai relawan dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. Sebagai orang mantan GMKI alias senior member GMKI,diriku sempat bertanya kepada satu dua redaktur berita TV tentang hal tersebut, namun jawaban mereka sungguh-sungguh tak jelas.].
Sinabung masih terus-menerus menunjukan aktifitasnya, dalam rangka manusia kembali menunjukan perhatian dan keseitakawanan sosialnya kepada sesama, dan dalam rangka membuka kebutaan mata pemerintah agar bencana Sinabung menjadi bencana nasional.
[*Notes: Sampai saat ini, tak habis pikir dan tak terjawab pertanyaan dalam hati, mengapa hingga kini Pemerintah RI belum menyatakan Sinabung sebagai Bencana Nasional. Apakah pemerintah harus menanti, menunggu hingga ada ratusan korban jiwa atau ratusan ribu orang mengungsi!?].
Ribuan orang mengungsi; ribuan orang butuh tidur, makan, minum, mandi, dan juga tak sedikit dari antara mereka yang butuhk seks atau ML. Ketika hal tersbut ditanyakan kepada seorang rekan dari Kabanjahe, Tanah Karo, ia memberi-mengirim lin image/foto (di atas) tentang kelengkapan untuk para pengungsi korban Sinabung.
Menurut rekan tersebut, tempat seperti itu (bilik asmara) ada lebih dari satu; semunya tersedia atau boleh dipakai secara gratis oleh para penngungsi. Sayangnya, minat gunakan bilik asmara tidak seheboh atau seramai ngantri bahan makan (mentah atau yang bisa langsung makan). Hal tersebut bisa saja terjadi, mungkin saja karena orang kita, masih sungkan dilihat sementara antri untuk bercinta.
Atau bisa jadi, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho,
"... ada beberapa faktor penyebab sejumlah warga pengungsi letusan Gunung Sinabung kerap mencoba kembali ke kampung halaman. Selain ingin melihat kebun dan rumahnya, juga karena alasan tertentu; di sana mereka menyalurkan hasrat bercinta, ..." [jpnn.com] Nah. Itu cuma sepenggal fragmen dari sekitaran Sinabung, Tansh Karo Sumatera Utara; dan masih banyak yang ada di sana, dan belum diketahui oleh Jakarta, dan kita nun jauh di sini.
Semoga bencana ini segera berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H