Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Abraham Samad: Korupsi karena Kebutuhan dan Serakah

23 November 2013   08:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:47 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abraham Samad;

  • Koruptor tidak pernah tinggal di PENJARA; pulang setelah Magrib dan kembali sebelum Subuh, jadi pas diperiksa, mereka tetap ada jika diperiksa; terjadi karena mereka membayar aparat hukum
  • Selalu ada peluang korupsi di Indonesia, sangat Masif;   jadi berantasnya, harus progresif; koruptor itu harus dihukum seberat-beratnya, agar mereka jera sehingga tidak ada koruptor
  • Pejabat yang korup adalah pembunuh berdarah dingin
  • Penyebab orang korupsi yatitu korupsi karena kebutuhan dan korupsi karena keserakahan -  ketamakan
Korupsi karena kebutuhan; itu terjadi di/pada mereka yang gaji kecil namun butuh (biaya-uang) untuk membiayai kebutuhan hidup dan kehidupan. Ini terjadi di mana-mana atau banyak tempat. Jumlah, besaran uang yang dikorup pun tak besar, namun sering, terutama berhubungan dengan layanan publik.

Korupsi karena serakah, keserakahan - tamak, ketamakan; nah ini memang luar biasa. Bayangkan saja, ada pejabat publik negara yang korupsi walau gajinya lebih dari Rp200 juta/bulan. Lebih dari itu, di Indonesia tak terhitung jumlah pejabat yang korup dengan cara menerima setoran, sumbangan, biaya-biaya tak resmi dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Mengapa bisa seperti itu!? Coba perhatikan hal berikut

Korupsi merupakan tindakan seseorang dan kelompok yang menguntungkan serta memperkaya diri sendiri, keluarga, dan juga dan orang-orang dekat. Tindakan itu, dilakukan [secara sendiri dan kelompok] melalui penggelapan dan penyelewengan; manipulasi data keuangan, data jual-beli, dan lain-lain. Korupsi bisa dilakukan oleh siapa pun, pada semua bidang pekerjaan, kedudukan, jabatan; pada tataran institusi atau lembaga pemerintah, swasta, maupun organisasi keagamaan.

Nah, sisi positifnya, itu tadi, memperkaya diri sendiri, keluarga dan kelompok. Jadi, jika ingin disebut pahlawan (dalam) kelompok - keluarga - parpol - dan mau disebut orang yang baik hati, suka membantu, suka menolong, suka amal, dan seterusnya, maka korupsilah Anda. Toh hasil korupsi (dan banyak uang) bisa menjadikan Anda sampai ke/menjadi anggota parlemen, pengurus partai, orang terkenal, dan seterusnya.

Jadi, siapa saja bisa berpeluanguntuk melakukan korupsi, dan dilakukan dengan berbagai cara, pada setiap waktu dan tempat. Tetapi, juga setiap orang bisa atau sanggup MELAWAN KORUPSI, jika ia mau, niat, dan terpanggil untuk itu; dan dilakukan dengan cara mudah yaitu mulai dari diri sendiri. Diri sendiri yang mau, niat, terpanggil untuk tidak melakukan korupsi dengan cara apa pun.

Dengan itu, jika Abraham Samad katakan bahwa berantas korupsi - koruptor harus dengan langkah yang progresif, maka jika kita, saya, Anda, diri sendiri juga mau lakukan; maka lakukan itu dengan progresif. Artinya, jika Anda ingin memberantas korupsi, tak ingin orang lain korup, maka diri sendiri pun seperti itu; harus berani melawan diri sendiri, jika tiba-tiba muncul kesempatan untuk melakukan korupsi.

Anda bisa dan harus bisa; saya pun juga bisa berantas korupsi

SUPLEMEN

KOLUSI: Merupakan persepakatan antara dua [maupun lebih] orang ataupun kelompok dalam rangka menyingkirkan orang [kelompok lain], namun menguntungkan diri dan kelompok sendiri.  Biasanya persepakatan itu dilakukan secara rahasia, namun ada ikatan kuat karena saling menguntungkan. Lamanya suatu kolusi biasanya tergantung keuntungan yang  didapat; dan jika merugikan maka ikatan tersebut hilang secara alami. Kolusi dapat terjadi pada hampir semua bidang  pekerjaan dan profesi; politik, agama, organisasi, dan institusi. Dengan itu, kolusi dapat menghantar pada kepentingan dan demi keuntungan kelompok [misalnya kelompok politik dan SARA] maupun pribadi, sekaligus penyingkiran serta penghambatan terhadap orang lain.

Nah, ada juga sisi positifnya, yaitu adanya kesepakatan yang sangat melekat satu sama lain (karena ada uang hasil korupsi) - kesatuan hubungan - eratnya hubungan yang saling menguntungkan. Jika Anda mau maju dengan cepat, maka tak bisa sendiri, perlu link yang solid. Cara terbaik untuk itu, ya,  membuat - membangun kolusi. Dan hasilnya akan luar biasa bagi diri sendiri dan kelompok.

NEPOTISME: Merupakan upaya dan tindakan seseorang [yang mempunyai kedudukan dan jabatan] menempatkan sanak saudara dan anggota keluarga besar, di berbagai jabatan dan kedudukan sehingga menguntungkannya. Nepotisme biasanya dilakukan oleh para pejabat atau pemegang kekuasaan pemerintah lokal sampai nasional; pemimpin perusahaan negara; pemimpin militer maupun sipil; serta tokoh-tokoh politik. Mereka menempatkan para anggota atau kaum keluarganya tanpa mempertimbangkan kapasitas dan kualitasnya. Pada umumnya, nepotisme dilakukan dengan tujuan menjaga kerahasiaan jabatan dan kelanjutan kekuasaan; serta terjadi kesetiaan dan rasa takluk dari mereka mendapat kedudukan dan jabatan sebagai balas budi.

Nah, nepotisme juga mempunyai sisi positifnya; Siapa sich (terutama mereka yang mempunyai kuasa dan kekuasaan) yang tak mau sanak-saudaranya mempunyai (ada) jabatan - mempunyai kedudukan - mempunyai tingkat ekonomi yang memadai!?  Tentu hampir semua orang inginkan seperti itu.  Nepotisme adalah jalan keluar yang baik dan cepat. Walau, sanak - saudara itu tak punya kualitas, kurang wawasan - tak mampu memimpin, jangan lihat itu, yang penting angkat mereka - taruh mereka di jabatan tertentu (terutama yang bisa korupsi). Pasti, mereka akan cepat kaya dan banyak uang. Mereka juga akan loyal serta menjadi penjilat.

KORUPSI: Korupsi merupakan tindakan seseorang dan kelompok yang menguntungkan serta memperkaya diri sendiri, keluarga, dan juga dan orang-orang dekat. Tindakan itu, dilakukan [secara sendiri dan kelompok] melalui pengelapan dan penyelewengan; manipulasi data keuangan, data jual-beli, dan lain-lain. Korupsi bisa dilakukan oleh siapa pun, pada semua bidang pekerjaan, kedudukan, jabatan; pada tataran institusi atau lembaga pemerintah, swasta, maupun organisasi keagamaan.

Nah, sisi positifnya, itu tadi, memperkaya diri sendiri, keluarga dan kelompok. Jadi, jika ingin disebut pahlawan (dalam)  kelompok - keluarga - parpol - dan mau disebut orang yang baik hati, suka membantu, suka menolong, suka amal, dan seterusnya, maka korupsi lah anda. Toh hasil korupsi (dan banyak uang) bisa menjadikan anda sampai ke/menjadi anggota parlemen, pengurus partai, orang terkenal, dan seterusnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun