Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jakarta Banjir, Poster Jokowi Capres Banjir

16 Januari 2014   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

, siapa yang paling disalahkan atau harus disalahkan!? Agaknya banyak orang sudah beralih konesp pikirnya. Atau, memang harus merubah materi buku pelajaran IPA (di SD dan SMP), karena, khusunya penyebab banjir di Jakarta, berbeda dengan dengan apa yang dipahami (dan didapat melalui pembelajaran IPA di Sekolah)  selama ini.

Jika selama ini, penyebab banjir adalah curah hujan, aliran air sungai yang tersumbat,  parit, got, saluran air yang penuh sampah, dan kawasan banjir yang di bawah permkukaan laut; maka untuk di Jakarta, ada penambahan. Penyebab banjir di DKI, harus ditambah dengan adanya pesta maksiat di Malam Tahun Baru dan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI (plus adanya Ahok, sebagai Wagub).

Lihat saja, walaupun berdasar laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD DKI),

Ada 75 titik banjir di Jakarta, pada era kepemimpinan Fauzi Bowo, menurun menjadi 62 titik, setelah adanya Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur yang mampu menampung debit air yang besar. Di era kepemimpinan Joko Widodo titik banjir menurun drastis menjadi 35 titik banjir, karena adanya proses normalisasi sungai dan waduk, (tribune).

Jika dihubungkan dengan macetnya lalu lintas akibat banjir maka menurut data dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, ada 26 titik banjir di Jakarta; Ke 26 titik banjir tersebut hampir merata di DKI tersebut, sekaligus menyebakan macet dan kemaceta parah pada 12 Januari 2014, termasuk Jalan Negara, TB Simatupang di Jakarta Selatan yang putus.

Tentu saja, sedikit data di atas, tak diangap oleh mereka yang tak suka terhadap Jokowi, misalnya, politisi, oposis, oportunis, dan kaum yang hatinya penuh dengan ketidaksukaan terhadap Jokowi. Bagi mereka, apa pun fakta dan data (keberhasilan Jokowi), tak penting; yang penting bisa menghujat Jokowi.

Wa aa lah ...!!!

13896729171351370570
13896729171351370570

Nah, hal-hal di atas tentu saja normal jika orang berpikir dan berucap sesuai data dan fakta mengenai penyebab dan pengendalian banjir di DKI Jakarta.

Sayangnya, karena ada konsep tambahan mengenai penyebab banjir di DKI, yaitu pesta maksiat di Malam Tahun Baru dan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI (plus adanya Ahok, sebagai Wagub) serta ditambah lagi dengan Jokowi sebagai Kandidat Presiden; maka tak sedikit orang yang bahas dan melakukan bahasaan tentang hubungan Jokowi dan Banjir.

Bahkan karena ada hubungan tersebut, maka muncul poster untuk menguatkan pendapat mereka, lihat poster berikut (di Kalibata)

1389872247694070385
1389872247694070385
Poster yang telah terpasang sejak tiga hari lau itu, masih ada hari ini (16 Januari), kelihatanya cukup manis terpampang tanpa diganggu oleh Satpol PP DKI. Entah bagaimana bentuk, tujuan, korelasinya danpenjelasannya,tapi sudah cukup membuat banyak orang berpikir atau bebas pun beropini.

Bisa jadi pesan pada poster tersebut ingin menunjukkan bahwa Jakarta masih kebanjiran, ko' Jokowi mau nyapres!? Atau, beropini dengan makna-makna lain yang penuh nada-nada negatif.

Atau, bisa saja, gara-gara banjir, Justru membawa Jokowi menjadi Presiden RI; atau, Banjir menghanyutkan Jokowi dari Balai Kota DKI ke Istana; atau, Banjir di Jakarta, mencerminkan banjirnya dukungan Rakyat kepada Jokowi sehingga besok ia menjadi Presiden RI.

Nah. ....!! Siapa yang tahu ...!? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun