Lembaga Pemilih Indonesia melakukan survey untuk mendapat - mengukur tingkat pluralisme tokoh-tokoh Nasional (sesuai kriteria dan pilihan LPI). Survey tersebut dilakukan dengan beberapa indikator antara lain,
- ketegasan terhadap ormas radikal berjubah agama
- wawasan keindonesiaan
- bersikap moderat
- membela hak minoritas
- mengusahakan kebijakan pro pluralisme
- tidak mencampuradukkan urusan agama dengan politik
Berdasarkan indikator tersebut, LPI melakukan survey publik dan menghubungkan dengan para atau beberapa tokoh Nasional, hasilnya mereka rilis pada hari ini,
- Susilo Bambang Yudhoyono - nilai  3,49
- Menko Perekonomian Hatta Radjasa - nilai 3,40
- Hayono Isman - nilai 3,08
- Menko Polhukam Djoko Suyanto - nilai 2,92
- Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi - nilai 2,92
[sumber: kompas.com, copas lengkap, lihat kolom komentar pertama]
Kita, saya, tak mendapat informasi apakah tokoh-tokoh seperti Wiranto, Prabowo, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Mahmud MD, Jokowi, Suryadharma Ali, Ahok, atau pun Rhoma Irama, masuk pada/dalam daftar orang-orang yang disurvey atau tidak; atau nama-nama lainnya yang dikenal luas oleh publik, [mungkin kita haru menunggu LPI memuatnya pada media news online lainnya].
Tapi, hasil lima tokoh terbaik dari bawah di atas, sudah cukup memberi informasi kepada publik Nusantara, Rakyat dan Bangsa Indonesia mengapa (penyebab) merajalelanya ormas radikal di RI.
Perhatikan nama-nama tersebuit, 4 nama dari 5 Figur yang paling tidak tegas terhadap ormas radikal adalam mereka yang memerintah atau sementara berkuasa di Negeri ini; bahkan menjadi pejabat yang memiliki jabatan yang strategis dalam/pada bidang politik, ekonomi, dan keamanan, serta dalam negeri.
Jika seperti itu, dari nama-nama (dan jabatan) yang paling tidak tegas tersebut, maka sangatlah wajar bila di negeri ini ada dan selalu terjadi aksi-aksi anarkis, brutal, kekerasan oleh ormas-ormas radikal. Mereka, ormas-ormas radikal itu, cenderung bisa melakukan apa saja dengan bebas merdeka, toh tak mendapat larangan - hadangan yang berati dari Negara; atau bahkan malah dibiarkan oleh Negara.
Jadinya, jika sekarang terjadi ini- itu akibat ulah ormas-ormas radikal, anti pilar-pilar pemersatu bangsa, menolak demokrasi, anti pluralisme, dan lain sebagainya, maka siapa yang paling bertangungjawab!? Survey LPI sudah membutikannya, ia adalah .... yang pasti bukan
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H