"Tidak ada tempat bersembunyi di dunia maya. Mereka bisa saja memalsukan identitas, memiliki banyak akun, dan sembarang menyebar berita bohong dengan penuh kebencian. Tapi di dunia maya ada pengawasan seperti di dunia nyata
Berdasarkan ilmu kriminologi, setiap kejahatan selalu meninggalkan jejak. "Begitu pula di dunia maya. Mau punya ratusan akun di facebook dengan nama yang berlainan juga pasti terdeteksi. Setiap perangkat untuk bermedia sosial itu terdaftar. Kami bisa menelusurinya sampai ke lokasi penggunanya.
Kami menangkap mereka bukan hanya karena mereka melakukan tindak pidana. Tapi juga memberikan pesan ke masyarakat bahwa jangan sembarangan di dunia siber karena di sana pun diawasi. Tindakan intoleran dan provokatif akan kami tindak. Kami mendukung kemerdekaan berpendapat di mana pun, termasuk di dunia maya. Tapi merdeka yang bermartabat”
DIREKTORAT Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran, Rabu, 23 Agustus 2017
Beberapa hari yang lalu hingga kemarin, terjadi percakapan online (yang cukup sengit, panjang, dan melelahkan) antara saya dan beberapa teman di/dan melalui Kompasiana, Facebook, serta Twitter; isinya cukup bermanfaat, jika dibagi untuk semua, (tanpa harus tunjukkan siapa-siapa yang saya ajak percakapan tersebut).
Intinya adalah, saya mempunyai jawaban yang sama, kepada orang lain, bahwa "Jika berani bermain di Dumai, Dunia Maya, maka kita tak bisa bersembunyi di Dumay,..." Jadinya, tak mungkin, jika seseorang sampaikan kepada Si A, B, C, D, dan seterusnya, agar tak boleh membuka "Siapa dirinya" kepada publik di Dumay.
Ya, tak mungkin kita bersembunyi di Dumay; sebaliknya mudah menghilangkan diri dari hadapan publik di Dunia Nyata. Ini alasannya ...
Harus diakui bahwa kebangkitan dan terbentuk Dumay yang sangat kompleks serta kait mengait, dan diikuti dengan adanya komunitas hubungan (sosial, akademi, politik, ras, agama, dan seterusnya) yang terbangun karena kemudahan akses internet. Dan dalam rangka semakin "dekat serta rapatnya" hubungan, maka pengguna internet yang tergabung dalam komunitas Dumay (yang ada dan mereka bangun), dengan senang hati mempublish data-data diri, misalnya, alamat lengkap, tempat dan tanggal lahir, foto, dan lain sebagainya.
Misanya, pada beberapa komunitas Dumay, harus melengkapi data diri secara akurat; antara lain, Jurnal Ilmiah, Academi/ca, Linked, serta web-web pendidikan/universitas. Tanpa data yang lengkap, maka Si Pengguna akan ditolak. Ada media seperti instgram, fickr, picasa, yang lebih pada publish dan penyimpanan foto di Dumay. Atau, pesan-pesan kilat dan cepat, yang harus dibaca pada media lain, seperti Twitter.
Intinya, media-media Dumay tersebut, pada umumnya menyimpan data-data, foto, info asli dari Si Pemilik; entah sebagai info diri atau pun hanya iklan diri mengenai kapasitas, kelebihan, dan kualitas dirinya. Semua cukup lengkap. Sehingga jika, ingin menemukan tentang siapa Si A, jika jujur dan bukan pemegang acount palsu, maka dengan cepat akan bertemu siapa dirinya; info tentang Si A, terbuka di Dumay, dan mudah diakses oleh siapa pun.
Jadi, bagaimana mungkin, anda, saya, kita meminta agar orang lain tak boleh tahu tentang identitas serta profile diri (kita, atau Si A, B, C, dan seterusnya) yang telah ada serta menyebar di Dumay!?
Apa pun Info tentang kita (yang positif atau pun negatif) yang bersumber dari diri sendiri atau orang lain, dan telah telah ada di Dumay, maka tak akan hilang, tetap ada dan terus menerus ada hingga DUNYA dan DUMAY lenyap ataau tak ada. Contoh kecil, berapa banyak teman anda yang telah meninggal, namun acount FB dan Twitter, Picasa, dan lain-lain tetap ada!? Malah, ada yang mengirim Selamat Ulang Tahun, ke FB tersebut, padahal orangnya sudah almarhum/mah. Ia boleh tak ada di Dunya, namun abadi di Dumay.
Bagaimna dengan posting-posting (yang datang orang lain atau diri sendiri) yang menurut anda (saya, kita) cukup mengganggu!? Mungkin kemarin atau sebelumnya biasa saja, namun sekarang sudah tak benar, malah memalukan sera menyedihkan.
Jika itu terjadi, maka bisa gunakan metoden Right To Be Forgotten" (RTF) atau "Hak Untuk Dilupakan".
Peraturan "Right To Be Forgotten" (RTF), awalnya merupan permintaan Komisi Eropa kepada google memungkinkan pengguna internet untuk meminta menghapus informasi pribadi dari hasil pencarian. Sehingga link, dokumen, atau data terkait diri pribadi, organisasi atau pun perusahaan, bisa dihapus dari internet sesuai permintaan.
Lihat capture berikut dan link di bawahnya.
Hanya sampai di situ.
Dengan demikian, seseorang bisa "tidak bisa dicari" melalui google, namun ada kemungkinan dapat ditemukan melalui aks, yahoo, bing, dan msn, danh lain sebagainya. Jadi, tetap saja tidak bisa bersembunyi di Dumay.
Berdasar semuanya itu, jika anda, saya, kita sudah pernah mempublish atau posting sesuatu di Dumay, misalnya foto, data diri, tulisan, suara, video, maka itu telah menjadi milik Dumay, sehingga bisa diketahui oleh siapa pun di sana.
Oleh sebab itu, percuma dan sia-sialah diri anda untuk bersembunyi di Dumay, atau katakan pada orang lain, " .. itu wilayah private, jadi saya tak mau orang lain tahu, ..." Lha, bagaimana orang lain tak boleh tahu!? Semuanya ada dan terbuka di Dumay.
Makanya bermain-main secara baik, benar, dan transparan di Dumay; sehingga rekam jejak yang muncul di sana pun hal-hal yang benar, baik, dan positif.
Salam untuk mereka yang ada di Dunia Maya.
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini