Parpol seperti Golkar, PKS, Demokrat, dan PAN, karena "kehilangan Prabowo yang sudah damai dengan Jokowi" harus mencari dan menemukan "pusat di luar kekuasaan" yang menjadi "poros opisisi dan perlawanan" terhadap Jokowi-JK.Â
Pada sikon itu, orang-orang dari Golkar, PKS, Demokrat, dan PAN, akan saling menarik pengaruh di Parlemen untuk kekuatan utama sebagai oposisi.
Bagaimana dengan kelompok garis keras dan para Jokowi Haters, yang menharapkan Prabowo sebagai "Panglima Perang Umat!?" Misalnya, dalam siaran persnya Progres 98 menyatakan, "Tidak ada yang istimewa dari pertemuan Jokowi - Prabowoi.Â
Hanya sebuah pertunjukan yang lumrah dalam dinamika politik, dan tidak mempengaruhi sikap rakyat untuk terus melancarkan perlawanan terhadap rezim boneka aseng."
Tentu, orang-orang yang ada di Progres 98, akan kehilangan kiblat perlawanan terjadap Jokowi-JK.Â
Mereka berharap, tampilnya Prabowo yang berseberangan dengan Jokowi-JK, menjadi bahan untuk terus menerus menebar serta menyebarkan kebencian terhadap Jokowi-JK.Â
Ternyata, mereka salah hitung, Prabowo akur dan damai dengan Jokowi. Mereka kehilangan poros untuk terus melawan. Lalu, dalam rangka terus melawan Jokowi-JK, siapa yang akan mereka pilih lagi!? Agaknya, akan sulit menemukan sosok seperti Prabowo.
Selain itu, mungkin masih ada para penjilat, abs, pencari keuntungan dari dompet Prabowo, dengan alasan ini dan itu, misalnya untuk membangun opini negatif terhadap Jokowi-JK, akan kehilangan sumber dana, termasuk mereka yang suka demo dan berseru-seu menolak Jokowi-JK.Â
Rugi, karena Prabowo tak mau lagi mendanai hal-hal yang sepert itu.
Mungkin saja masih ada yang lain; yang rugi ketika Prabowo dan Jokowi akur!?
Opa Jappy - Jakarta Selatan