[caption id="attachment_368177" align="aligncenter" width="275" caption="nangkap dari kompas.tv"][/caption]
Kehangatan Selebrasi Pelantikan Jokowi menjadi Presiden RI dan Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden RI pada hari Senin, 20 Oktober 2014 belum reda; sepanjang hari, di sana-sini, masih menjadi topik omongan. Media cetak, pemberitaan, news online, masih menjadikan "peristiwa kemarin" berita utama dan trending articles. Memang, faktanya sepertit.
Ikuti kata-kata Bj Habibie pada waktu wawancara dengan Kompas TV (dan serpihannya, sebelum wawancara tersebut disiarkan oleh Kompas.tv), " Jokowi adalah sosok yang tidak dipersiapkan untuk menjadi presiden; Jokowi sudah siap secara lahir dan batin untuk menjalankan tugasnya. Yang baru masuk dalam sejarah Indonesia, Â ..." Ya, sosok baru, yang tak dipersiapkan, namun berhasil menjadi Presiden, karenaa tuntutan, permintaan, serta pilihan rakyat.
Setelah pelantikan, kemarin, yang dikuti dengaan kemeriahan, yang disipakan dan dibiayai oleh relawan Jokowi-JK, menjadi suatu "Selebrasi oleh Rakyat untuk Jokowi-JK." Mereka berdua, walau dalam keadaan lelah, dipaksa masuk ke dalam sukacita dari dan oleh rakyat; mereka pun menikmatinya. Jokowi-JK larut ke dalam arak-arakan menuju Istana Negara, doa dan zikir bersama, kirab budaya, konser rakyat dan resepsi kenegaraan serta pelepasan 17.480 balon. Pesta besar, sukacita akbar.
Melihat, dan juga ada, pada pesta kemarin, jadi ingat, peristiwa yang sama pada 2008 lalu, Obama Biden 2008 Celebration, lihat foto berikut
Obama, menyapa rakyat Amerika, yang pada waktu itu menyatu lagi, pemilihnya atau bukan, setelah bersaing pada waktu kampanye dan pemilihan. Mereka, Demokrat maupun Republik, tumpah ruah ke jalan, lapangan taman, dan pusat-pusat selebarsi. Amerika membahana hingga ke mana-mana
Obama dan Michelle, berjalan menuju area acara, dan juga Gedung Putih, setelah sekitarnya menjadi "bebasa hambatan." Bahkan, ketika ia besalaman dengan rakyat, ada jalur khusus buat dirinya, dan rakyat beriri menanti di pinggir tapak atau jalur yang telah disiapakan.
Gerakan atau bahasa tubuh Obama pada waktu itu, jika lihat di Youtube, Â seakan mau terjun ke tengah kumpulan massa, dan berbaur bersama mereka. Setting panggung pun, dibuat sedemikian rupa, sehingga Obama dan Bien, dan isteri, ketika muncul di podium, dapat terlihat dari semua arah.
Gegap gempita 2008 tersebut, memang luar biasa; tak sedikit "bukan warga USA" yang ikut terpaku dihadapan TV, dan melihat semuanya; semua tentang Obama - Biden. Ketika, perayaan kedua kali sebagai Presiden AS, sambutan dunia tak seperti 2008.
Selebrasi terpilih dan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 2008 tersebut, menurutku, tak pernah ada setelah itu; tak ada seakbar, sebesar, dan menjadi sorotan media internasional. Setelah Obama-Biden Celebration, nyaris tak ada akbar yang sejenis di mana pun.
Tiba ke 2014, dunia kembali terpana, dan memalingkan wajah serta perhatian ke Indonesia, karena ada Jokowi-JK Di sana, di situ, di sini, ada Celebration  - Selebrasi yang hampir  sama dengan Obama Biden 2008. Beberapa orang asing, yang sempat ditemui oleh diriku, di sekitaran Bundaran HI, kemarin, Mark Arthur menyatakan, bahwa, "I don't believe it. Like Obama Biden Celebration," salah seorang dari antar merka menyambung, "But I Think, di sini lebeh basar dan amazing." Temannya Mark,  Sussana Smith menyatakan, "I never see before"
Ya, lihat beberapa foto berikut; Jokowi-JK Celebration
Siang itu, begitu bebas; Jokowi - Â JK larut dalam dalam eksrpresi massa yang sudah berbaur dan menantinya dari pagi. Malamnya, di Monas, hmmmmm area terbuka yang luar biasa. Jika tak salah, Selebrasi Obama-Biden dilakukan dalam Gedung Besar, namun beda dengan Jokowi-JK. Selebrasi Jokowi-JK. di Pusatnya Jakarta Pusat; di sekitaran Monas, ruang terbuka publik.
Semua lapisan ada di sana; dan larut dalam suka dan cita bersama. Mereka bersama-sama suka cita karena Nusantara kembali ada pemimpin baru, dan menjadi harapan masa depan berbangsa serta bernegara ke arah yang lebih baik.
Opa Jappy - Jakarta Selatan
*Notes: Mohon Admin jangan "ratakan kanan atau kiri" karena layout di atas dan di bawah, akan berubah dan rusak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H