[caption id="attachment_383572" align="aligncenter" width="620" caption="Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kiri) memasangkan lencana Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat saat acara Pengambilan Sumpah Jabatan dan Pelantikan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Balai Agung, Balaikota Jakarta, 17 Desember 2014. ANTARA FOTO"]
Ahok, Gubernur DKI Jakarta yang telah dan sementara tidak terikat pada salah satu Parpol di Nusantara ini, tenyata dengan alasan praktis dan sesuai konstitusi, tak mau belama-lama tanpa Wakil Gubernur. Walaupun, pilihan Wagubnya "di luar dugaan;"Â sebelumnya ada sejumlah nama yang disodorkan publik, namun pilihannya (atau terpaksa memilih dan menerima!?) pada Djarot Saiful Hidayat.
Djarot Saiful Hidayat yang selama ini (hanya) dikenal sebagai (mantan) Walikota Blitar, Jawa Timur selama dua periode, kini menjadi pendamping Ahok di DKI Jakarta. Tentu saja, kerajinan, kepemimpinan, dan keberhasilan Djarot di Blitar, akan ia kembangkan dan tingkatkan dalam rangka ikut tatakolala DKI Jakarta vbersama Basuki Tj Purnama.
Di balik pelantikan (sendiri) oleh Ahok tersebut, bisa jadi akan menimbulkan reaksi "gigit jari" di/pada politisi lokas DKI Jakarta yang "anti Ahok." Mereka pertama kali "gigit jari" ketika Presiden melantik Basuki Tj Purnama di Istana; dan kini Ahok pun membuat mereka semakin 'menggigit jari" hingga nyari putus. Nafsu politisi lokas di DPRD DKI agar membuat "pleno" dan memilih serta memutuskan Calon Wagub DKI Jakarta tak kesampaian atau terjadi; dan jika terjadi, mereka akan menyodorkan Calon Wagub yang tak sesuai selera Ahok.
Hingga hari ini, belum ada reaksi resmi dari para politisi "anti Ahok" di DPRD DKI Jakarta; yang ada justru reaksi dari "Gubernur Liar alias Tandingan." KH Fahrurrozi Isha, Sang Gubernur Tandingan DKI Jakarta, menyesalkan keputusan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memilih Wakil Gubernur dari Blitar, Djarot Saiful Hidayat. Menurut Komedian tersebut,
"Kami sangat menyesalkan pemilihan Djarot sebagai Wakil Gubernur. Semuanya impor, enggak wakilnya, enggak gubernurnya, mau jadi apa ini Jakarta. Seharusnya Jakarta dipimpin oleh orang Betawi.
Megawati salah. Kenapa menyetujui Djarot jadi Wakilnya Ahok. Padahal Boy Sadikin sudah benar. Dia keturunan dari Ali Sadikin mantan gubernur kita dulu orang Jakarta tulen juga.
Pokoknya gue enggak mau tahu yang penting Ahok turun jadi gubernur. Kita akan terus sosialisasikan dan tentunya membereskan permasalahan Jakarta yang semakin semrawut ini."
Walah ... ini Gubernur Tandingan, kok berang!? Harusnya ia nyari Wagub Tandingan, bukan asal berucap, dan ditanbah lagi mau melakukan pengumpulan kekuatan dalam rangaka menurunkan Basuki Tj Purnama. Emanganya Gampang!?
Kini lengkap sudah; DKI Jakarta mempunyai Gubernur dan Wakil Gubernur.
Selamat Datang dan Selamat Bekerja di DKI Jakarta