Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Gue yang Natalan, Situ yang Ribut!?"

24 Desember 2014   04:58 Diperbarui: 24 Desember 2020   12:15 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kanal Indonesia Hari Ini

Lukas 2:6-7 

  • Karena tidak ada tempat di Penginapan, Yusuf dan Maria menuju Kandang Ternak. Ketika mereka di situ,  
  • Maria melahirkan. Ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung 
  • Ia membungkusnya dengan lampin 
  • Ia membaringkannya dalam palungan. 

Engkau Ingat, Saat itu, Yesus dilahirkan di Kandang Ternak Bagaimana jika Saat Ini, Yesus Dilahirkan Dalam Hatimu Dan, Ia ada serta tetap ada di sana selama-lama.

Ingat dan ingatan terhadap Hari Kelahiran, sebetulnya sama halnya dengan mengingat Hari Perkawinan, Hari Kematian, Hari Jatuh Cinta, Hari jatuh-bangun, dan lain sebagainya. Sehingga, jika mau dijadikan istimewa, maka ia akan menjadi Istimewa; tetapi bila jadikan sebagai sesuatu yang biasa, maka akan menjadi biasa-biasa saja dan tak bermakna apa-apa. 

Entahah sejak kapan, Hari Kelahiran (dan juga Hari Kematian) Orang-orang Besar, yang berhubungan dengan agama dan keagamaan, diperlakukan begitu rupa, sangat istimewa, sehingga menjadi Hari Yang Lain daripada hari-hari biasanya.  Pengistimewaan itu yang melahirkan adanya perayaan, festival, bahkan doa-doa khusus atau ibadah untuk memperingatinya.  

Maka pada perayaan hari kelahiran  selalu penuh sukacita; namun ketika perayaan hari kematia, penuh dengan doa-doa, kesedihan, bahkan tangisan dan air mata. Pada sikon sukacita tersebut, Umat Kristen-Katolik merayakan Dies Natalis Yesus Kristus, sehingga jika mereka (Umat Kristen dan Katolik) saling memberi (dan menerima) Salam Natal.  Itu bisa juga bermakna orang yang memberi salam tersebut, melihat ada sukacita (Natal) pada yang disalami, sehingga memberi ia salam. 

Memberi ucapan (salam) sukacita, bukan bermaknya ikut percaya, beribadah, atau apalah dalam kaitan dengan hanya memberi ucapan atau salam tersebut. Pada umat Kristen dan Katolik, memberi (ucapan) salam kepada orang lain (atau sesamanya), adalah penghormatan kepada mereka, karena sesuai dengan Amanat dari Kristus, dan itu adalah suatu keharusan dan kewajiban moral serta etis Kristiani.



Opa Jappy  | Indonesia Hari Ini


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun