Dan, yang paling menggemparkan adalah, pengakuan dari kalangan terbatas, bahwa teknisi Air Asia sudah menyatakan QZ8501 memang bermasalah alias rusak; namun pesawat tersebut "tetap diperintahkan untuk terbang."
Apalagi, ditambah dengan QZ8501 tidak terbang sesuai jadual yang seharusnya, dan meninggalkan banyak calon penumpang, karena perubahan jadual tersebt. Akibtanya, QZ8501 terbang pada sikon "lalu lintas" udara yang padat. Lihat data berikut. Pesawat-pesawat yang bersamaan waktu terbang denagn AirAsia QZ8501; pesawat-pesawat itu melintas dengan ketinggian dan posisi yang berbeda-beda.
Pesawat yang terbang berlawanan arah dengan AirAsia QZ8501
- Garuda Indonesia rute Jakarta-Pontianak, ketinggian 50.000 kaki
- Lion Air rute Jakarta-Pontianak, ketinggian 35.000 kaki
- Lion Air rute Jakarta-Balikpapan, ketinggian 36.000 kaki
- Garuda Indonesia rute Jakarta-Manado, ketinggian 29.000 kaki.
Pesawat yang terbang yang searah dengan AirAsia QZ8501,
- Uni Emirat Arab rute Melbourne-Kuala Lumpur, ketinggian 36.000 kaki
- AirAsia rute Denpasar-Singapura, ketinggian 38.000 kaki
- AirAsia rute Denpasar-Kuala Lumpur, ketinggian 34.000 kaki.
AirAsia QZ8501 terbang dengan ketinggian 32.000 kaki, atau ketinggian yang paling rendah dalam rute yang mengarah ke Singapura, yakni 32.000 kaki. Pada waktu, karena sikon tertentu Pilot AirAsia QZ8501 meminta izin ke ATC Soeta agar naik keatas, menjadi 38.000. Namun, ATC Soeta harus komuntikasi dengan ATC Singapura; dan sudah approve untuk naik ke ketinggian 34.000 kaki atau secara bertahap dalam rangka menjaga jarak aman antar-pesawat. Dalam rentang waktu 2-3 menit kemudian AirAsia QZ8501 sudah kehilangan kontak dengan ATC Soeta dan Singapura.
Kembali ke Sunu Widyatmoko, entah apa yang sekarang terjadi di/dan pada manajemen Air Asia Indonesia dan Air Asia, sehingga Big Bos Air Asia, Tony Fernandes lah yang menjadi pusat perhatian dan selalu menjai "juru bicara" Air Asia.
Mungkin satu dua bulan ke depan, ada pergantian Presiden Direktur AirAsia Indonesia!? Opa Jappy - Jakarta Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H