Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramai-ramai Menyatakan Penyerang Charlie Hebdo, Bukan Islam; Lalu Siapa!?

15 Januari 2015   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:07 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Australian

Dunia tersontak, media massa menggaungkan nada-nada kesedihan. Empati dan simpati mengalir ke arah sana. Semua terjadi dalam sekejab, dan tersisa adalah genangan darah dari tubuh-tubu tak bernyawa. Serangan terhadap Charlie Hebdo di Paris telah memicu "amarah publik" dunia; suara dan nad adari berbagai kalangan menyesalkan tindakan tak beradab tersebut.

Siap si penyerang itu!? Hingga kini, tak terjawab dengan pasti. Namun, yang muncul adalah suara pembelaan bahwa mereka, para pembunuh tersebut, bukan (datang dari kalangan) Islam. Great, lalu siapa!?

Sejenak, ikuti beberapa pendapat dan sekaligus tudingan tentan "Siapa Si Penyerang" tersebut.

Duta Besar Mesir untuk Indonesi, Bahaa Dessouki

Penyerang kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Perancis, bukan umat Muslim. Ia menepis anggapan sebagian pihak yang mengaitkan serangan itu dengan penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo.

Penyerang aksi tersebut pastilah bukan Muslim, karena Islam itu jauh dari aksi terorisme dan penuh dengan aksi perdamaian, toleransi, pengampunan. Pasti mereka mengira ini perbuatan balas dendam dari Muslim karena membuat sindiran kartun Nabi Muhammad.

Andai saja Nabi Muhammad hidup, dan dia lihat karikatur itu, apa yang akan terjadi? Apakah dia akan membunuh mereka? Tidak akan pernah. Nabi Muhammad akan mengasihi mereka, dan akan mengajak mereka bicara karena dia merupakan orang yang cinta damai.

Jadi saya sangat yakin pelakunya bukanlah Muslim. Aksi teror ini dilakukan kelompok tertentu yang bertujuan menyudutkan Islam. Sebagai negara Muslim, Mesir mengecam aksi serangan tersebut. [kompas.com]

Sekretaris pers Gedung Putih Josh Earnest,

Serangan ke kantor redaksi Charlie Hebdo sebagai tindakan 'radikal Islam' sangat tidak tepat. Itu tindakan individu dengan mengatas-namakan agama Islam dari perspektif sendiri. Kita harus menyebutnya sebagai aksi teror, dan itu yang selalu kita kutuk. [antara/detik/tempo/kompas.com]

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel,

Penyerangan itu, merupakan perbuatan yang menentang ajaran Islam.‎ Jika dalam Islam‎ sendiri menentang kekerasan tapi malah dilakukan, sama saja dengan menentang Islam itu sendiri. Perbuatan keji yang dilakukan oleh Cherif dan Said Kouachi sebagai tindakan teroris yang buruk. Selain menyinggung Islam, perbuatan tersebut juga sudah menyinggung hal-hal lain.

Tentu itu merupakan serangan teroris yang sangat buruk. Ini bukan cuma terkait dengan pembunuhan jurnalis tapi sudah merembet ke hal-hal lainnya. Serangan ini sama saja menentang demokrasi dan menentang kebebasan media. Ini menjadi musuh besar dari demokrasi dan merupakan penentangan terhadap Islam sendiri. [antara/detik/tempo/kompas.com/liptuan6]

Presiden Prancis, Francois Hollande, meminta masyarakat Prancis bersatu dan tidak takut dengan teror yang disebar sekelompok orang.Serangan tersebut tak ada kaitannya dengan agama Islam. Orang-orang bersenjata itu tak ada kaitannya dengan keimanan muslim (islam)"

======

Bagaimana dengan orang-orang di Indonesia!? Seperti biasa, di Negeri Tercinta ini, "jika sesuatu terjadi luar sana, maka akan muncul "debat permusuhan yang saling mencaci;" karena ada yang membela para penyerang, dan taj sedikit yang mencaci mereka.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI KH Muhyiddin Junaidi,

Mungkin saja ada pemberitaan-pemberitaan yang menyudutkan para nabi, walaupun itu mengatasnamakan kebebasan, namun kita ada batasan-batasan. Kalau berkaitan dengan nabi itu sakral, jangan mempermainkan orang-orang suci.

Meski hal ini terkait dengan pelecehan Nabi Muhammad bukan berarti sekelompok orang yang menyerang Majalah Charlie Hebdo adalah kelompok dari kaum Muslim. Sebab dalam ajaran agama Islam tidak dibenarkan untuk melakukan tindak kekerasan kepada siapapun.

Ada pihak-pihak tertentu yang ingin menyudutkan kaum Muslim dengan kasus ini. Sebab saat ini sudah ada gerakan-gerakan yang memanfaatkan isu kekerasan untuk mendiskriminasi agama Islam.

Masyarakat internasional juga bersikap adil, ada juga gerakan antiimigrasi antimuslim, seperti di Bulgaria, Jerman dan lain-lain. Sehingga jangan dengan ini mengambil kesimpulkan ini watak umat Islam.

Itulah kelebihan orang Indonesia; lebih suka membela mereka yang sekiranya ada hubungunagn psikolois dan idiologi; sementara itu, walau ada korban dan genangang darah, naum karena ia "bukan dari pihak kita," tetap saja dan disalahkan.

Coba sedikit jeli, menelusuri search machine, dengan kata kunci Penyerang Charlie Hebdo, bukan islam, maka akan menemukan banyak pendapat yang sama; sama-sama menyatakan bahwa mereka bukan Islam. Namum sebaliknya ada juga ada orang-orang Indonesia yang menyebut mereka sebagai membela Islam.

Jadi, sebenarnya para pembunuh tersebut berasal "dari (golongan) mana!?"

Mungkin, kita akan hanya bisa mendugaduag, dan banyak yang mengikuti pernyataan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI KH Muhyiddin Junaidi, yaitu "Ada pihak-pihak tertentu yang ingin menyudutkan kaum Muslim dengan kasus ini. Sebab saat ini sudah ada gerakan-gerakan yang memanfaatkan isu kekerasan untuk mendiskriminasi agama Islam."

Nah; nantinya, pernyataan dari MUI itulah yang akan berkembang luar di masyarakat; dan bisa-bisa menimbulkan "saling curiga" dan tudingan kepada pihak lain; Si Pihak lain itulah yang melakukan semuanya.

Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas kita yaitu sebisa mungkin, menjelaskan siapa mereka, bukan menuding orang lain.

Saya sendiri, hanya bisa menyebut, para penyerang tersebut adalah Teroris. (titik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun