Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jawaban untuk Nararya tentang "Menulis Topik Politik"

21 Januari 2015   22:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:39 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tulisan bagur dari Kompasianer Nararya, yang juga yuniorku dalam banyak hal, di Kompasaiana, "Menulis Topik Politik, Ingat Dua Syarat ini;" saya katakan menarik, karena mengangkat tema atau pun kebiasaan yang sudah ada dan sejak lama di Media Sosial, Jurnalime Warga, dan situs serta blog Pribadi. Kebiasan yang mungkin gampang, hangat, dan bisa digunakan untuk menyerang (termasuk mengfitnah, menista, menghujat) lawan politik.

Fa'di Nararya, memberikan dua syarat yang perlu diperhatikan, yaitu

Pertama, syarat perlu (necessary conditions). Syarat perlu adalah sejumlah kondisi atau peristiwa atau fakta atau indikator atau alasan yang harus ada atau terasumsikanada di balik sebuah peristiwa.

Dan kedua, syarat cukup (sufficient conditions). Syarat cukup adalah sejumlah kondisi atau peristiwa atau fakta atau indikator atau alasan yang mem-produce sebuah peristiwa atau sebuah kesimpulan tertentu.

Dua hal di atas, seharusnya menjadi perhatian penulis dan penulisan topik politik di Media, termasuk Medsos sperti Kompasiana; tapi, apakha hal-hal tersebut diperhatikan!? Mengapa bisa terjadi!? Penyebabnya, secara gampang, penulis dan penulisan politik di Medsor, lebih banyak menggunakan data yang sudah ada sebelumunnya; mereka bukan penulis atau atupun pelapor pertama.

Sumber Penulisan Citizen Reporter, misalnya para penulis di Kompasiana

Tentang Wartawan

Jelas. Mereka adalah orang-orang yang berprofesi di dunia jurnalistik (cetak maupun pemberitaan), mempunyai pendidikan khusus untuk itu, serta banyak  hal lain yang terkait di dalamnya. Untuk wartawan yang hanya report dari satu tempat, apalagi live, maka ia seperti tulisan hitam (dalam image) di atas. Dan melalui media di mana ia terhisab (misalnya tv, radio, dan koran), publik mendapatkan hasil reportnya (melalui cetakan atau pun pemberitaan). Jika ia wartawan investigasi, maka akan gunakan banyak sumber  (dan tetap saja, saya sebut sebagai di lapangan); hasilnya, ia harus sampaikan melalui media tempat dirinya bernaung atau bekerja.

Citizen  Reporter (CR)

Sederhanya adalah warga yang melapor.  Atau, warga yang melapor melalui tulisan/artikel di media cetak/online!? Atau, jika CR hanya mention atau broadcast suatu kejadian, dan ia yang lakukan pertama kali, apakah itu juga bisa disebut CR

Jadi, pada umunya, para penulis, dalam arti bukan wartawan, di Medsos, menggunkan data yang telah ada sebelumumnya. Data dan fakta tersebut tersebar di berbagai media cetak, online, pemberitaan dan penyiaran;  data-data tersebut, memenuhi syarat yang disebutkan di atas, sebagaimana ditulis oleh Fa'di Nararya.

Sayangnya, pada banyak kasus, para Citizen  Reporter justru membangun opini baru (ini tidak salah) berdasar pada "tidak ada data dan fakta," sehingga bersifat penistaan dan penghujatan terhadap politisi atau lembaga politik tertentu. Atau, mereka menggunakan data (untuk menulis) berdasar pada tulisan politik yang tidak memenuhi syarat  necessary conditions dan sufficient conditions. Akibatnya jelas; tulisan atau artikel yang dihasilkan pun jauh dari ranah politik yang sebenarnya.

Makna Politik

Politik [Indonesia], politic, [Inggris] adalah padanan politeia atau warga kota [Yunani, polis atau kota, negara, negara kota]; dan civitas [Latin] artinya kota atau negara; siyasah [Arab] artinya seni atau ilmu mengendalikan manusia, perorangan dan kelompok.

Secara sederhana, politik berarti seni pemerintah memerintah; ilmu memerintah; cara pengusaha menguasai. Makna politiknya semakin dikembangkan sesuai perkembangan peradaban dan meluasnya wawasan berpikir. Politik tidak lagi terbatas pada seni memerintah agar terciptanya keteratuaran dan ketertiban dalam masyarakat polis; melainkan lebih dari itu.

Dengan demikian, politik adalah kegiatan [rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi] yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain ataupun kelompok, sehingga pada diri mereka [yang dikuasai] muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas [walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu].

Dengan itu, dalam politik ada hubungan antar manusia yang memunculkan menguasai dan dikuasai; mempengaruhi dan dipengaruhi karena kesamaan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai. Ada berbagai tujuan dan kepentingan pada dunia politik, dan sekaligus mempengaruhi perilaku politikus.

Politik juga memunculkan pembagian pemerintahan dan kekuasaan, demokrasi [dalam berbagai bentuk], pemerataan dan kesimbangan kepemimpian wilayah, dan lain sebagainya. Hal itu menjadikan pembagian kekuasaan [atau pengaturan?] legislatif [parlemen, kumpulan para politisi]; eksekutif [pemerintah]; dan yudikatif [para penegak hukum]; agar adanya ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.

=====

Berdasar dua hal besar di atas, Sumber Penulisan dan Makna Politik, maka artikel atau tulisan tentang politik sebaiknya "hanya menyangkut"  atau berhubungan politik, politisi, politis, bukan merambah ke mana-mana, apa lagi menyerang lawan politik (politisi, tokoh, dan lembaga politik).

Namun, apa mau dikata, sudah kecenderungan pada media di Nusantara dan Dunia, bahwa mereka nyaris tak bisa "tanpa keterpihakan politik/is." Akibatnya, pemberitaannya pun penuh dengan suara mendukung dan menolak/melawan yang lainnuya.

Dengan demikian, ketika seorang Citizen  Reporter melakukan "penulisan ulang" berdasar data dan fakta pada media lainnnya, maka ia pun menulis dengan gaya atau model keterpihakan.  Jika seperti itu, maka ia pasti lupa atau tak mau tahu tentang

Pertama, syarat perlu (necessary conditions). Syarat perlu adalah sejumlah kondisi atau peristiwa atau fakta atau indikator atau alasan yang harus ada atau terasumsikanada di balik sebuah peristiwa.

Dan kedua, syarat cukup (sufficient conditions). Syarat cukup adalah sejumlah kondisi atau peristiwa atau fakta atau indikator atau alasan yang mem-produce sebuah peristiwa atau sebuah kesimpulan tertentu.

Yang penting baginya, adalah dapat mempengaruhi orang lain, dalam hal membenci, menolak atau pun mendukung; mempengaruhi orang lain agar ikut membenci dan dan menolak, serta sebaliknya. Siapa yang salah!?

Cukup lah …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun