Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wahai Menko Polkam, Jelaskanlah "Perbedaan Antara Rakyat yang Jelas dan Rakyat Tak Jelas"

26 Januari 2015   06:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena ada ucapan dari Menteri, maka sebagai rakyat kecil, saya pun berupaya menemukan makna yang sebenernya di balik pembagian tersebut. Dan dalam kebingungan serta ketidaktahuan, saya  mencari di banyak buku dan arsip dunia maya. Sayanngnya, tidak ada informasi ilmiah dan akamis tentang adanya rakya pada suatu negara, yang menjadi Rakyat Yang Jelas dan Rakyat Tak Jelas.

Jadi, istilah yang diucapkan oleh Sang Menteri adalah sesuatu yang baru; sesuatu yang baru pada bidang Ketatanegaraan, Hukum, Peundang-undang tentang Kewarganegaraan, serta hak-hak sipil warga negara.

Oleh sebab itu, Paduka Yang Mulia Menteri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, perlu memberikan Kuliah Umum dan Terbuka  tentang temuan baru pada ranah berbangsa serta bernegara; temuan tersebut adalah pembagian atau klasifikasi rakyat kedalam "Rakyat Yang  Jelas dan Rakyat Tak Jelas."

Kemarin, hari ini, dan mungkin besok, saya mendapat hal baru dari Para Petinggi Negeri; hal baru tersebut, menjadikan saya berpikir panjang, "Apakah diri ini, yang sebentar lagi memasuki usia 60 tahun, sebagai rakyat yang jelas atau rakyat tak jelas!?"

Sambil tersenyum dan menanti hal tersebut; tiba-tiba, saya teringat pada diskusi ringan di Kantor Menko Polkam, pada 21 Februari 2014 yang lalu. Pada saat itu, saya katakan bahwa

Ada tiga hal yang sepatutnya bisa dilakukan oleh jajaran Menko Polkam dalam rangka memperbaiki bangsa dan negara. Ketiga hal tersebut adalah

  1. Peka, kritis, tajam dalam membaca sikon bangsa serta memberi pendapat, tanggapan, serta opini. Semuanya harus berdasar aturan dan perundang-undang yang ada serta berlaku, bukan karena kekuasaan dan jabatan. Hal tersebut, bisa dilakukan karena ada perlindung dari Sang Khalik; Ia lah yang membuat dan memberi kemampuan untuk itu, jadi apa pun resikonya, tak perlu takut.
  2. Jangan puas dan bangga karena menjadi staf/jajaran atau pejabat penting di Kantor Menko Polkam, kemudian nyaman dengan sikon tersebut. Sebagai seorang pejabat negara, tidak berhenti di situ, melainkan bisa menjadi p serta  bagi orang lain, siapa pun mereka. Negeri ini diambang keruntuhan karena banyak orang hanya berhenti sebagai seorang pajabat, dan selesai. Pemerintah seakan membiarkan segala bentyuk pelanggaran dalam masyarakat terhadap kelompok-kelompok lainnya. Para jajaran Menko Polkam bisa dan harus lebih dari sekedar seorang staf, mereka harus bangsa ini, sehingga tak terjerumus dalam tindakan-tindakan tak benar.
  3. Sebagai pejabat di Kantor Menko Polkam, berani berdiri di hadapan rakyat untuk membela mereka dari ketidakberesan serta ketidakadilan. Bahkan, sekiranya bangsa ini akan mengalami sasaran geram, murka dan kemurkaan, maka para pejabat dari Kantor Menko Polkam berani berdiri dan menahan laju kemurkaan tersebut. Mereka akan menjadi penahan, benteng, dan penahan sehingga Negeri ini tak mengalami bencana, bentrokan, atau chaos serta hal-hal yang merusak dan membinasakan lainnya

Yah, itu sekedar ingatan kembali; ingat terhadap apa yang seharusnya terjadi di tengah bangsa, terutama mereka yang ada di Kantor Menko Polkam.

CATATAN

  1. Sebagai Protes Terhadap Menko Polkam, " Saya Tidak Mau Lagi Menerima Undangan dari Kantor Menko Polkam, untuk acara apa pun"
  2. Untuk teman-teman di Kantor Menko Polkam, selamat berkarya; ingat pesan di atas; dan coba renungkan, "Apakah diri anda Rakyat yang Jelas atau Rakyat yang Tak Jelas"

LINK TERKAIT Pesan Kepada Jajaran Menko Polkam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun