Buat saya, mereka membuka aib orang dan membuka aib mereka sendiri. Justru hambatan Jokowi dari partai pendukungnya sendiri."
[merdeka/detik/antara/kompas.com]
Agaknya, anggota Parlemen asal PDIP, Effendi Simbolon, Hasto Kristyanto, dan juga Trimedia Panjaitan yang meminta Presiden segera melantik Kaporli (Baru), dan lupa bahwa kini Joko Widodo "bukan lagi kader PDIP" secara mutlak, dan harus "mutlak" mendengar dan mengikuti kemauan, kehendak, keinginnan PDIP.
Joko Widodo sudah menjadi Presiden Joko Widodo, Presiden di Republik Indonesia, dan bukan di wilayah markas besar PDIP di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sesuai perundang-undang, sebagai Presiden, Joko Widodo harus lebih mementingkan suara rakyat dan konstitusi, bukan rengekan dari PDIP.
Selain itu, mungkin saja, anggota Parlemen dari PDIP atau PDIP secara keseluruhan, agaknya mulai angkuh; ada semacam "keangkuhan politik" pada diri PDIP karena sebagai parpol yang mempunyai kader terbanyak di Parlemen; ada 109 orang (lhat suplemen; beberapanya harus diganti atau PAW, karena diangkat sebagai menteri) PDIP.
Hebatkah para politisi PDIP, sehingga mereka dipilih oleh rakyat!? Â Jika anda katakan mereka hebat! Silahkan saja. Bagi saya, tak seperti itu.
Saya harus katakan bahwa, banyaknya anggota Parlemenh asal PDIP di Parlemen, bukan "kerja mutlak" mereka. Semuanya bisa terjadi karena ada sejumlah besar relawan Jokowi (dan Jusuf Kalla) yan ingin Joko Widodo menjadi Presiden. Keinginan itu, harus didukung oleh Parpol, salah satunya adalah PDIP; jika suara PDIP tak memadai maka tak bisa mencalonkan Joko Widodo sebagai Calon Presiden.
Karena "keinginan" itu, maka semua relawan "bekerja" demi Jokowi sebagai Presiden; dan PDIP mendapat imbas dari kerja relawan; mereka seakan mendapat durian runtuh.
Berdasar itu, seharusnya tak ada tempat bagi anggota Parlemen asal PDIP yang seenaknya bicara; bicara seakan mereka paling berjasa terhadap terpilihnya Joko Widodo (dan Jusuf Kalla) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Jadi, jangan anggap diri hebat.
Dalam kerangka itu pula, misalnya anggota Parlemen asal PDIP dari DKI Jakarta, lihat di bawah, berapa banyak orang yang mengenal (betul-betul mengenal) mereka!? Saya termasuk salah satu warga DKI yang tak pernah kontak dengan mereka, lihat wajah aslinya di Dunia Nyata pun belum pernah.
Namun, karena sebagai "relawan Jokowi-JK" yang terdaftas resmi, ketika ditanya oleh orang-orang yang dalam pengaruh saya (pada waktu Kampanye Presiden, saya sempat kelola Fans Page dengan jumlah like lebih dari 100.ooo orang, dengan jangkauan 15 - 20 juta orang per minggu), "Siapa orang PDIP DKI yang Abbah kenal!?