[caption id="attachment_395852" align="aligncenter" width="420" caption="Verifikasi Biru | Dok Kompasiana"][/caption]
Seorang penulis di masa lalu, menyatakan bahwa menulis, kini tepatnya mengetik, adalah seni mengungkapkan pikiran atau apa yang dipikirkan melalui tulisan. Sama halnya dengan berhomoli/a, berfilsafat, berfilosofi, yang pada dasarnya adalah ungkapkan pikiran melalui kata-kata. Oleh sebab itu, para filosof pada masa lalu, bukan hanya menghasilkan kata-kata bermakna, namun tak sedikit yang mewariskan tulisan-tulisan atau buku. Dengan demikian, generasi berikut dapat menerima dan diwarisi ilmu serta hikmat yang ada pada mereka.
Pada umumnya seseorang bisa dan biasa menulis karena “ada bakat” dan mau belajar; dalam arti belajar agar bisa menulis. Jika sudah mencapai tahap tertentu, seorang penulis (misalnya fiksi, akademik, berita) akan bisa melihat dan menilai hasil tulsannya serta pesan yang tekandung di dalamnya. Menulis pun, terutama di Media Online, tak selamanya harus berhubungan dengan latar belakang akademis atau keahliannya. Seseorang yang mempunyai "bakat" menulis, bisa membuat artikel lintas ilmu atau bidang berdasar data, fakta, dan arsip-arsip online atau pun perpustakaan. Dan jika, melakukannya dengan baik dan benar, maka hasil tulisannya bisa disebut karya tulis yang memadai atau mempunyai kualitas serta dapat dipertanggunjawabkan. Tulisan seperti itu, biasanya bisa menjadi informasi yang bermanfaat serta berguna untuk orang lain. Kompasiana, agaknya telah melihat hal tersebut, sehingga melakukan "klasifikasi terhadap tulisan;" klasifikasi tersebut antara lain dengan verivikasi biru. Syarat-syarat mendapat tanda Verifikasi Biru adalah
- Artikel-artikelnya tidak diragukan lagi isinya
- Keaktifannya dalam menulis di satu bidang atau tema
- Semangatnya dalam menyuguhkan artikel berkualitas kepada para pembaca
Walhasil, setiap kali si Kompasianer menayangkan artikel baru, pembaca langsung mengingatnya sebagai blogger di bidang tertentu atau orang yang memiliki perhatian khusus kepada satu isu. Dengan adanya tanda tersebut, pembaca dapat dengan mudah mengasosiasikan sebuah artikel dengan penulisnya, ataupun menebak isi sebuah artikel yang sejalan dengan artikel-artikel yang pernah dia buat sebelumnya.
[Sumber: Kompasina] Dengan demikian, walaupun banyak artikel yang bagus dari banyak penulis yang menulis hal-hal yang beda dengan latar akademisnya, namun tidak sesuai kriteria para Admin, maka jangan berharap mendapat verifikasi biru. Ada sejumlah persyaratan dan penilain dari para Admin, para Kompasianer, hanya bisa menulis dan tidak perlu berharap. Mungkin hanya bertanya, dan sering tak dijawab oleh para Admin. Agaknya cuma sedikit penulis di Kompasian yang memenuhi syaratan Verifikasi Biru Artikel-artikelnya tidak diragukan lagi isinya | Jadi, walau tulisan anda dan saya berdasar data dan fakta ataupun laporan langsung, dan TA atau pun HL. jika belum verifikasi biru, maka artikel tersebut MASIH DIRAGUKAN. Keaktifannya dalam menulis di satu bidang atau tema| Katakanlah, saya, yang belatar "Hubungan Agama dan Masyarakat", maka harus fokus di bidang tersebut; waduh, "Kanal Agama sudah tak ada di Kompasiana;" jadi menulis hal-lain misalanya masalah kekerasan atas nama agama, radikalisme, dan masalah sosial; dalam studi "Agama dan Masyarakat, menyangkut banyak sekali bidang dan lintas ilmu, sehingga menulisnya bisa dalam berbagai tema. Karena banyak tema yang bisa saya tulis, maka saya tak bakalan mendapat verifikasi biru. Semangatnya dalam menyuguhkan artikel berkualitas kepada para pembaca | Menulisl Artikel Bermutu kepada pembaca; kualitas tersebut, dinilai oleh "kelompok Admin" yang bertugas. Para admin yang menilai tersebut, mungkin saha smart dalam hal jurnalistik, tapi apakah datang dari latar keilmuan sesuai dengan artikel yang ditulis oleh Kompasiana!? Jika ya, maka sangat biasa. Namun, menurut saya, tidak seperti itu, karena sering terjadi tulisan yang HL ataupun TA, merupakan tulisan yang apa adanya; dan sedikit rajin mencari dengan copy sentry atau google, maka bisa menemukan sumber-sumber atau tulisan di tempat lain, hasil karya penulis lain. Nah, walau tulisan anda ada di kolon Hi Li, TA, HL, dan masih "Anak Tiri" maka artikel tersebut termasuk tidak berkualitas. Ini aneh juga ya; tulisan tidak berkualitas ko' di Hi Li, TA, dan HL oleh Mba dan Mas Admin. Jadi, walau tulisan anda dan saya, sering Hi Li, TA dan HL, termasuk banyak pembacanya, namun tak masuk kriteria Admin, tetap sebagai "Anak Tiri" di Kompasiana. Berdasar itu, jika anda (dan saya) yang masih termasuk "Anak Tiri" maka jika mau menulis, maka nulis sajalah, dan jangan protes, karena kuasa dan kekuasaan ada para Mas dan Mba Admin. Akhir kata, "Jangan Percaya tulisan di atas, karena TIDAK BERKUALITAS dan diragukan kebenarannya" Nah ….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H