Sebab, sadar atau tidak, BG merasa kuat dan bisa, karena mendapat dukungan dari orang-orang yang berseberangan dengan kebijakan Presiden Jokowi. Dengan demikian, BG terjebak dalam kepentingan dan jeratan “politisi oposisi,” dan menjadikan dirinya sebagai “ujung tombak dan alasan perlawanan” terhadap Presiden. BG merasa kuat karena ada dukungan yang berlebihan; ia pun melakukan pengarahan masa untuk menekan, menekan, dan menekan agar semua pihak, sebisa mungkin membela dirinya.
Kini, semuanya hampir selesai, BG dengan pelan namun pasti akan menjadi sendiri; sendiri berjuang dan melakukan perlawanan terhadap Presiden dan ditambah lagi ia harus membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah di Pengadilan TIPIKOR bahwa semua harta miliknya adalah hasil kerja yang halal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H