Mohon tunggu...
Opa Chiyo
Opa Chiyo Mohon Tunggu... Profesional -

Hobi menulis, dengan menulis walau jauh terdampar di negara lain tapi masih tetap bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Diusahakan agar posting bisa bermanfaat untuk orang lain yang membacanya. Dan juga yang sangat penting dengan menulis bisa merangsang otak untuk tetap aktif sehingga short term memory tetap bekerja dengan baik yang akhirnya penyakit PIKUN bisa terhindari. Dan sekarang sudah kembali lagi ke Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki"

11 Januari 2014   13:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki"

Oleh: Opa Chiyo TKI di Manca Negara

Minggu lalu AL Australia, mengusir peminta Suaka (orang perahu) yang memasuki wilayah Aussie dan mengusir mereka kembali ke laut Indonesia. Ini sungguh sebuah PEMEO bagaimana di Aussie penduduk asli atau penduduk lokal yaitu bangsa ABORIGIN telah mereka marginalkan yaitu sesuai judul diatas yaitu Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki" bagaimana penduduk asli Aussie orang Aborigin telah mereka pinggirkan jadilah mereka Bangsa Yang Tercabut Ditanah Leluhur Mereka.

[caption id="attachment_305419" align="aligncenter" width="596" caption="Seorang Aborigin, Foto diambil February 2013, Perth WA."][/caption] [caption id="attachment_305421" align="aligncenter" width="600" caption="Seorang Aborigin, Foto diambil February 2013, Perth WA."]

13894210201445988557
13894210201445988557
[/caption] [caption id="attachment_305423" align="aligncenter" width="596" caption="Seorang Aborigin, Foto diambil February 2013, Perth WA."]
13894211011300099556
13894211011300099556
[/caption] [caption id="attachment_305425" align="aligncenter" width="600" caption="Seorang Aborigin, Foto diambil February 2013, Perth WA."]
1389421178939443834
1389421178939443834
[/caption]

Jika kita beranjak dari Wilayah ABORIGIN dan bergeser sedikit memasuki wilayah PAPUA, disini juga masih banyak pertanyaan yang agak ter-tatih-tatih untuk menjawab sesuai HAM yaitu:

1.Freeport sudah berpuluh tahun, apakah orang Papua sudah menjadi Raja ditanah mereka sendiri atau masih seperti Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki"

2.Bagaimanakah INFRA STRUKTUR di Papua, apakah mereka sudah menikmati apa yang seharusnya menjadi HAK MEREKA sebagai orang yang sudah MERDEKA?

Itu adalah daerah di Ujung Timur, bagaimana pula dengan Aceh yang merupakan daerah paling Barat ?

Di daerah ujung barat ini juga tidak kalah menariknya jika ditelusuri sejarah, dimana yang pernah terjadi antara lain:

1.Program TRANSMIGRASI telah menjelma dan merupakan BOM WAKTU persis judul diatas Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki" pada saat itu rakyat lokal masih miskin, tapi para pendatang diberikan segala kemudahan, sehingga itu merupakan BOM WAKTU. Sebaiknya jika program TRAMSGRASI ingin dilanjutkan 40% pendatang dan 60% rakyat lokal diberikan fasilitas yang sama. Jika tidak ada 60% rakyat lokal, maka dana yang 60% tersebut diberikan pada daerah terdekat untuk dibagikan pada rakyat lokal tersebut sehingga judul diatas Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki" yang bisa sebagai cikal bakal BOM WAKTU konflik sosial yang bersifat horizontal.

2.Untuk setiap perusahaan BUMN dan PATUNGAN, rakyat lokal jangan diterima sebagai pelengkap saja misalnya sebagai KULI alias tukang Cuci mobil, tapi kepada rakyat LOKAL diberikan jabatan mulai Pos-1 hingga yang paling bawah. Jadi pemeo Aborigin seperti diatas tidak terjadi ber-ULANG ULANG sehingga konflik SOSIAL HORIZONTAL tidak berlanjut terjadi.

Terakhir agar tidak terjadi Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki" maka pemerintah PUSAT jangan lagi membanjiri DAERAH-DAERAH dengan men-supply tenaga dari pusat untuk DAERAH, tapi daerah-daerah didorong agar mereka mendidik tenaga yang berasal dari daerah lokal, karena ORANG LOKAL LEBIH BANYAK TAHU TENTANG DAERAHNYA SENDIRI.

Menyedihkan memang jika Pemeo Aborigin "Buya Krueng Teubingong-bingong, Buya Tamoung meu-Rezeuki" masih terjadi di NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun