- Hilangkanlah. Hilangkanlah. Hilangkanlah. Hilangkanlah kami dari kesusahan.
- Setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada kemudahan.
Allah SWT begitu kuat menggaransi kalau ada titik terang pasca setiap persoalan. Sekalipun kita terlarut dalam data statistik mengerikan yang mencerabut identitas personal untuk terjebak dalam angka rigid.
Tercatat 1,58 juta kasus positif dengan 1,43 juta orang sehat dan 42.782 orang meninggal karena Covid-19 per tanggal 14 April 2021. Angka yang bermakna sekalipun kisahnya pilu luar biasa. Kita tergerak konstan dalam sikap 5M yang sekali longgar jelas ciptakan bahaya.Â
Meski kebanyakan akhirnya berserah diri saja. Setelah ikhtiar yang menagih terus rasa sabar.
Epilog
Ramadan tahun lalu jelas memberi pelajaran. Bahkan juga Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin pula malah hari kemarin, dua minggu lalu, bulan lalu, atau momen kapan sajalah yang memaksa diri kita untuk menjadi lebih tangguh. Menempa mental yang terus-terusan teruji.
Maka beruntunglah setiap orang yang selalu punya tekad menjadi lebih baik dari waktu terdahulu. Juga merugi untuk orang yang melakukan hal sama tanpa ada perbaikan signifikan.
Kita selamanya dihadapkan dalam ketidakpastian. Kemudian pandemi global ikut campur menghadirkan probabilitas kesulitan yang lebih sering beri cekam.
Para penyintas seperti saya sempat terhadapkan dengan kematian yang mendekat. Mengintrospeksi diri sekali lagi soal maut yang bisa menyapa kapan saja.Â
Mungkin ini memang terlalu personal. Namun, bukankah setiap pelajaran menuntut kita melembutkan perasaan?