Pada lanjutan kompetisi bola basket NBA musim 2019-20, Dallas Mavericks sanggup menundukkan Denver Nuggets 109-106, Rabu (30/10) pagi WIB. Mavericks akhirnya menghentikan rekor buruk mereka saat bertandang ke Pepsi Arena, markas Nuggets. Kekompakkan tim menjadi resep sukses Mavs di laga ini.
Masih teringat bagaimana center Nuggets, Nikola Jokic pada pertemuan kedua tim pada musim lalu berhasil memasukkan bola di detik terakhir. Lemparan clutch (efektif di periode genting) Jokic membuat timnya unggul tipis 100-99. Nuggets sanggup sapu bersih tiga laga reguler dari Mavericks di musim yang memang sangat fantastis untuk tim asuhan Mike Malone.
Hasil serupa ingin Nuggets raih lagi. Namun tidak mudah, karena Mavericks pun mengawali musim dengan sangat baik. Kemudahan hanya Jokic, cs. raih pada periode awal laga tatkala Paul Millsap melepaskan dua lemparan tiga poin yang membantu Denver unggul cepat 24-15.
Lantas skor perlahan berlangsung rapat sampai akhir dua kuarter. Nuggets unggul satu angka saat menyudahi bagian pertama laga, 61-60.
Nuggets yang baru pada hari sebelumnya menang 101-94 dari Sacramento Kings akhirnya tidak sanggup mempertahankan keunggulan. Luka Doncic, dkk. mendapatkan keunggulan terbesar sementara mereka 97-92 saat laga menyisakan 8:26 menit lagi. Keunggulan tim asal Texas tersebut tidak terkejar meski Nuggets mengupayakannya begitu keras.
Sekalipun diotaki dua pemain bintang, Doncic dan Kristaps Porzingis, kemenangan Mavs justru hasil dari pemerataan cetakan poin dari pemain lain. Maxi Kleber dan Tim Hardaway Jr. yang sama-sama datang dari bangku cadangan sanggup mencetak 14 poin, tertinggi bagi tim. Porzingis justru berperan besar dalam rebound (mengambil bola pantul dari papan) sebanyak 14 kali, plus cetakan tiga asis dan 10 poin.
Doncic tampak bersusah payah menghasilkan 12 poin, empat rebound, dan lima asis. Nasib berbeda dibanding pada tiga laga sebelumnya saat pemain Slovenia ini mencatat rataan 29,3 poin. Bahkan saat menghempaskan New Orleans Pelicans pada Sabtu lalu, dia mencetak rekor sebagai pemain di bawah 21 tahun yang sanggup membukukan triple-double (dua digit angka pada tiga kategori statistik) terbanyak di NBA.
Pada satu menit terakhir, Doncic yang sebelumnya sanggup melakukan lay-up untuk membuat keunggulan 109-106 malah gagal memasukan dua free-throw (lemparan bebas) untuk menyudahi perlawanan tim tuan rumah. Alhasil, masih ada satu kali lagi penguasaan bola untuk Nuggets.
Beruntung, lemparan tiga angka garda utama Denver, Jamal Murray gagal bahkan untuk menyentuh ring. Pertandingan berakhir untuk kemenangan tim milik pengusaha tersohor Mark Cuban. Apresiasi patut diberikan kepada pelatih Rick Carlisle yang melakukan rotasi pemain ciamik.
Sektor bangku cadangan Mavs membantai sektor yang sama Denver dengan total 61-22. Selain Kleber dan Hardaway Jr., Delon Wright (12 poin), Jalen Brunson (11 poin), dan Justin Jackson (10 poin) memberi kontribusi besar membalikkan kedudukan 103-94 di pertengahan kuarter empat.
Total sembilan pemain sanggup mencetak dua digit angka dengan lima di antaranya datang dari bangku cadangan. Terakhir kali lima atau lebih pemain cadangan Mavs mencetak dua digit angka yakni pada tahun 2015, juga saat meladeni Nuggets di Pepsi Center.
Kemenangan berkelas ini juga menghentikan rekor buruk Mavs di kandang Nuggets yang selalu kalah dalam enam pertandingan terakhir. Mavericks menang terakhir kali di Mile High City di musim 2015-16 dengan skor 97-88.Â
Peranan pemain cadangan bisa menjadi senjata ampuh Mavericks seandainya duo Doncic-Porzingis mengalami hambatan di tengah laga. Kombinasi 22 poin keduanya di laga ini hanya dihasilkan lewat 7 kali dari 26 percobaan lemparan permainan terbuka (field goals). Memang sulit mengandalkan keduanya di setiap malam untuk tampil prima, maka peranan pemain lain mesti menyokong perolehan poin Mavericks.
Bisa Tembus Play-off?
Jelas bagi Maverick, musim ini pertama kalinya bagi mereka tidak lagi diperkuat pemain bintang, Dirk Nowitzki. Pemain asal Jermain itu memutuskan pensiun setelah 21 tahun membela seragam biru Mavericks pada musim lalu. Jadi, tim pun seutuhnya beralih kepada era duet anak muda Eropa, Doncic-Porzingis.
Doncic, berusia 20 tahun, baru menjalani musim keduanya di NBA setelah meraih capaian Pemain Debutan Terbaik (Rookie of The Year ) musim lalu. Dia dipasangkan dengan Porzingis, pemain Latvia yang direkrut dari New York Knicks pada pertengahan musim kemarin.
Porzingis yang sempat dicemooh penggemar Knicks pada malam Perekrutan Pemain (NBA Draft Night) tahun 2015 perlahan menjelma pemain konsisten berkaliber All-Star. Meski sempat terganggu cedera, pemain setinggi 2,21 meter tersebut akhirnya tampil di musim ini lewat tampilan berat badan dan massa otot yang kekar.
Duet Doncic-Porzingis, bersama bantuan pemain lain sangat penting untuk bisa mengembalikan Mavericks ke zona play-off. Tiga musim beruntun tim berlogo kuda tersebut gagal menyentuh delapan besar klasemen wilayah barat NBA.
Target menyentuh play-off terasa rasional. Sebab, untuk dalam waktu dekat terasa sulit mengulangi prestasi juara NBA seperti musim 2010-11. Ketika itu, Dirk Nowitzki tampil luar biasa membawa Mavericks juara NBA pertama kalinya.
Untuk saat ini, biarlah Doncic, dkk. menikmati kemenangan penting mereka atas Denver Nuggets. Catatan tiga kemenangan dan satu kali kalah menempatkan Mavericks di posisi kelima klasemen sementara wilayah barat.Â
Sumber: NBA.com/@prmavs/basketball-references
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H