Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Sih Pentingnya Rusia Vs Arab Saudi?

14 Juni 2018   17:43 Diperbarui: 14 Juni 2018   17:56 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rusia versus Arab membuka Piala Dunia 2018. Apa sih pentingnya?. Sumber gambar: Twitter @FIFAWorldCup.

Pertandingan pertama Piala Dunia 2018 mempertemukan dua tim peserta paling bontot dalam peringkat FIFA bulan Juni. Tuan rumah Rusia ada di posisi 70, sementara Arab Saudi tiga tingkat di atasnya. Sekilas, laga pembuka ini ialah duel dua tim paling buruk dalam turnamen.

Rusia memang punya dalih tidak berkesempatan tanding laga kualifikasi sebagai dampak laten melenggang mulus berkat status penyelenggara. Tetap saja, Tim Beruang Merah toh hanya menang empat kali dalam lima belas pertandingan sepanjang tahun 2017-2018, tanpa sekalipun meraihnya tahun ini. Sedangkan Arab Saudi berangkat dari Tanah Suci untuk menuju Piala Dunia yang terakhir kali mereka ikuti pada 2006. Keikutsertaan kelima kali mereka ini membawa ingatan kesuksesan tembus fase 16 besar pada Piala Dunia di Amerika 1994, tatkala mereka berstatus debutan.

Dibumbui gol solo Said Al Owairan yang berlari sepanjang 69 meter untuk mengirim Belgia pulang ke rumah, tim Arab Saudi 1994 melakukan pencapaian yang belum mereka ulang lagi. Kemenangan atas Enzo Scifo, cs. yang didahului penundukan Maroko menjadi dua raihan tiga angka mereka di Piala Dunia. Ketimbang dua kemenangan itu, bukankah kiprah Tim Elang Hijau di Piala Dunia justru identik dengan penyembelihan keji 0-8 dari Jerman tahun 2002?

Di kancah kompetisi kontinen, Rusia dan Arab Saudi era kontemporer juga tiada taji seperti dulu. Sejak Uni Soviet bubar pada 1991, Rusia hanya sekali sukses keluar dari babak grup sebuah turnamen, yakni Piala Eropa 2008 tatkala melenggang sampai semifinal. Sedangkan pada tiga keikutsertaannya pada Piala Dunia 1994, 2002, dan 2014, Rusia berlaku seperti aksesoris dalam pakaian: perlu, tapi sebatas pelengkap.

Arab Saudi terakhir kali masuk final Piala Asia tahun 2007 yang bertempat di Jakarta. Setelah itu? Jangankan juara seperti terakhir kali pada 1997, lolos dari babak grup saja nihil. Tiada inheren di antara pencapaian Arab Saudi generasi 1994-2007 dengan generasi setelahnya.

Selain Inggris yang sepenuhnya mengandalkan pemain liga sendiri, dua negara ini berada di urutan selanjutnya dalam urusan memberdayakan khazanah lokal. Tidak sepenuhnya sih, karena Rusia punya dua pemain ekspor, yakni Denis Cheryshev (Villarreal, Spanyol) dan kiper ketiga Vladimir Gabulov (Club Brugge, Belgia). 

Tinggalkan Gabulov yang kemungkinan tidak main, Cheryshev sebetulnya cukup mumpuni di awal kariernya bersama Real Madrid. Nasibnya berubah setelah El Real memainkannya yang tengah dijatuhi sanksi tanding, sehingga mereka dihukum gugur dari Copa Del Rey 2015-16. Setelah kejadian itu, sosok Cheryshev cenderung dikenali meski pindah klub dan tetap jarang bermain.

Tentu haram mengesampingkan status Liga Rusia sebagai kompetisi peringkat enam di Eropa. Banyak nama familiar yang tidak serta merta payah, sekalipun tidak bisa dibandingkan dengan tim angkatan Euro 2008 yang alumninya menyebar di Liga Inggris. Kiper Igor Akinfeev malang melintang bersama CSKA Moskow di Liga Champions (sekalipun 43 laga tanpa nirbobol). 

Penyerang Artem Dzyuba sempat menjadi sensasi di kompetisi itu karena gelontoran golnya membawa Zenit St. Petersburg ke babak 16 besar pada 2015-16. Yuri Zhirkov meraih double-winners bersama Chelsea era Carlo Ancelotti, sembari kini mencoba relevan sekalipun  menua dan ditempatkan bek sayap kiri. Juga ada Mario Fernandes yang sempat membela timnas Brasil di laga uji coba sebelum akhirnya dinaturalisasi.

Selain mereka, Fyedor Smolov yang menjadi top skor Liga Rusia juga menargetkan kemenangan untuk negaranya. Sumber foto: Twitter @FIFAWorldcup
Selain mereka, Fyedor Smolov yang menjadi top skor Liga Rusia juga menargetkan kemenangan untuk negaranya. Sumber foto: Twitter @FIFAWorldcup
Tim Elang Hijau unggul satu jumlah dari Rusia. Trio lini serang Yahya Al-Shehri, Salem Al-Dawsari, dan Fahad Al-Muwallad merumput di Spanyol dengan Leganes, Villareal, dan Levante. Ketiganya bisa bermain di La Liga, karena memang ada kerja sama antara federasi sepak bola Arab Saudi dan kompetisi teratas Negeri Matador. Secara keseluruhan hanya Al-Dawsari dan Al-Muwallad yang diberi total tiga penampilan dari bangku cadangan selaku pemain figuran.

Merujuk faktor rendahnya peringkat FIFA, minimnya pencapaian anyar, dan kualitas pemain yang relatif medioker menjadi modal mutu pertandingan biasa-biasa saja. Siapa tahu skor akhirnya 0-0 setelah menjalani permainan bosan bukan kepalang. Jika demikian, melewatkannya tentu bukan suatu penyesalan. Apalagi untuk mayoritas muslim di Indonesia, pertandingan dilaksanakan saat malam takbiran dan besoknya Idul Fitri. Bukankah lebih baik takbiran, baca Al-Quran, atau istirahat untuk Lebaran? Toh masih ada seabrek laga yang menarik dari tim-tim favorit di Piala Dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun