Mohon tunggu...
Rahman
Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Menulis apa yang saya suka, siapa tahu kamu juga suka. Twitter: @oomrahman.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"A Youth Not Wasted": Bukti Sahih Pee Wee Gaskins Mewarisi Pop Punk!

6 April 2016   03:40 Diperbarui: 6 April 2016   12:45 3445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Eksplorasi musik pop punk Pee Wee Gaskins lakukan di album baru. Foto: entertainment.kompas.com"]

[/caption]Nampaknya mereka mencerna kritik itu dan bersikap sewajarnya. Di album ini, pendewasaan mereka maknai betul. Bukan dalam bentuk memperlambat tempo musik, tapi bagaimana mereka sadar untuk menempatkan segala sesuatunya secara tepat.

Mungkin contohnya dalam kasus-kasus ini. Pukulan drum yang seharusnya tidak terlalu kencang dan tempo tak usah ngebut-ngebut amat. Bunyi synthesizer yang tepat guna tanpa perlu mendominasi sepanjang lagu. Lirik nakal yang silakan saja dimasukkan, tapi sepatutnya diselipkan secara elegan. Sahut-sahutan vokal yang menarik, tapi tetap dilantukan dengan ketenangan.

Soal mirip dengan band lain? Mereka seakan-akan memberi kepuasan dengan orang yang hobi memirip-miripkan lagu mereka dengan lagu ini-itu. Seolah-olah ada pelarangan eksplorasi referensi. Di sini mereka tidak hanya memainkan pop punk zaman keemasan Green Day dan Blink-182 saja, tapi menggali semuanya. Bukan juga mencari dengan keras bentuk absolut musik mereka, karena nantinya juga bakal disama-samain juga. Mereka mencoba berpikir induktif, dari khusus ke umum, pada album ini. Benang merahnya jelas, pop punk.

Tiada yang lebih jenius untuk mereka lakukan selain menempatan “Teriak Serentak” di urutan pertama. Sebuah lagu hardcore punk yang menghantam telinga dan menendang tepat di pantat. Sebagai trek perdana, lagu ini memberi beberapa pesan secara implisit: tentang citra Pee Wee Gaskins yang dewasa tapi tidak lupa cara bersenang-senang, beragam unsur pop punk bakal anda temukan di trek setelahnya, dan jangan pernah meragukan pemahaman mereka tentang genre musik yang mereka warisi. Trek yang begitu mengingatkan pada NOFX dan Blink-182 di masa Cheshire Cats dan Dude Ranch.

Keterlibatan Bagoes dari Final Attack melanjutkan kebiasaan mereka bekerja sama dengan rekan musisi independen dalam penggarapan musik. Di album sebelumnya ada Heru (Shaggy Dog) dan Zendi (The Authentics) yang turut terlibat. Secara tema, “Teriak Serentak” mengambil tongkat estafet lagu-lagu bertopik ‘semangat dan jangan menyerah hadapi hidup’, seperti “Berdiri Terinjak”, “Hadapi Dunia”, “Melihat Ke Depan”, dan “Aku Bukan Musuhmu”. Sayangnya, ini satu-satunya tema yang kontras di antara lagu lain yang bercerita patah hati akibat putus hubungan percintaan.

Lagu kedua berjudul "Just Friends". Sebuah lagu yang mengalami aransemen ulang meski sudah punya tiga versi (akustik, full band versi The Transit EP, dan orkestra). Lagu ini satu-satunya lagu berbahasa Inggris yang masuk setlist membuka konser 5SOS dan saat manggung di Taman Buaya Beat Club TVRI.

Sulit tidak menganggap lagu ini spesial setidaknya untuk Dochi yang membuat liriknya. Berat pula untuk tidak percaya kalau lagu ini mempunyai sebuah kesan, karena Dochi beberapa kali dalam tulisan di blognya mengakui banyak menulis lirik sebagai sarkasme. Dia pernah berkisah kalau saat dia menjalin sebuah hubungan dan merasa begitu bahagia, dia malah sulit menulis lirik. Ada kalimat nakal di lagu ini, “Twenty minutes i’ve spent lying on the floor, don’t you know how long i’ve been standing here knocking at your door?” Dia berbaring, tapi berdiri dan mengetuk sebuah pintu? Ah!

Trek selanjutnya, “Kertas dan Pena” yang begitu logis menjadi single album ini. Penggunaan diksi yang menarik dalam lirik menjadi bukti Dochi memang cukup baik dalam menulis. Setidaknya untuk sebuah band pop punk. Bagian reff kelewat simple dengan satu kalimat yang diulang. Struktur lagu yang jelas baru dan tidak salah untuk dicoba. Sayang, video klip lagu ini terasa kurang maksimal meski bekerja sama dengan clip maker senior, Oleg Sanchabakhtiar. Terkesan ‘gelap’ untuk sebuah lagu yang nyaman di telinga.

Baru pada "Here to Stay" di trek keempat, musik Pee Wee Gaskins yang seperti sedia kala di saat semua biasa saja bisa ditemukan. Tipe lagu yang lazim mereka mainkan pada EP Stories from "Our Highschool Years" dan album "Welcoming The Sophomore". Bunyi synthesizer mendominasi lagu, tapi dalam kadar dan volume wajar. Pertama kali dimainkan ke publik saat bermain di Hai Demos, Sabtu, 13 Februari 2016.

Eksplorasi musik mereka lakukan kembali di trek berikutnya. Hubungan mereka dengan Total Fat, dkk. Di skema musik Jepang cukup memengaruhi mereka membuat lagu beraliran Japanese punk. Lagu "Sassy Girl" penuh entakan drum gesit dan melodi gitar nyaring mirip Dustbox. Hai menjadikan lagu ini sebagai bonus dalam edisi “Pop Punk Issues” mereka tahun lalu. Lagu bonus tersebut mendapat sentuhan Scott Sellers dari Rufio dalam proses mixing.

Sansan dan Omo menyebut kalau sebenarnya lagu ini untuk side project mereka berdua bersama seseorang bernama Harry. Namun, karena proyek tersebut urung berjalan dan Pee Wee kembali masuk studio, lagu ini mengisi album. Sebenarnya cukup menggugah rasa penasaran seandainya keduanya membuat proyek lain dengan materi seperti ini. Selain “Sassy Girl”, lagu “Here to Stay” dan “Sad Song Sing Along” di trek kedelapan juga Sansan dan Omo buat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun