Baca juga cerita Gonzalo Jara yang seperti kisah The Amazing Amy di sini.
3. Ada Messi, Ajak Selfie!
[caption caption=""Dear Messi, may i take a selfie with you?" Sumber foto: bola.kompas.com""]
Momen bertemu Lionel Messi memang langka bagi banyak orang. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu mengabadikan kebersamaan bersamanya kalau berjumpa. Mungkin itu yang ada di pikiran penyerang Jamaika, Dashorn Brown. Tidak peduli jika dia berstatus sama sebagai pesepak bola, tanpa basa-basi Brown mengajak Messi selfie di tengah lapangan seusai laga! Jamaika kalah 0-1 ketika itu. The Reggae Boys pun pulang dari Chili sebagai juru kunci Grup B, tanpa bisa mencetak gol, kebobolan tiga kali, dan buah tangan berupa foto selfie penyerangnya yang norak minta ampun.
Selain Brown, ada lagi yang mengajak Messi berfoto ria. Seorang bocah Chili memotret dirinya dengan Messi selepas laga final. Bocah itu terlalu lugu untuk mengetahui kalau Messi sedang bersedih hati. Ya, namanya juga bocah.
4. Saat Adu Penalti, Jangan Putar Lagu Anggun C. Sasmi.
[caption caption="Sepakan Higuain melambung bersama harapan Argentina juara. Sumber foto: footballwood.com"]
Ada tiga momen adu penalti di Copa America 2015. Laga Argentina vs Kolombia, Brasil vs Paraguay (keduanya di babak perempat final), serta laga pamungkas Chili vs Argentina. Ketiga laga itu punya kesamaan soal eksekutor penalti yang gagal. Para pesakitan masing-masing negara menendang bola dengan sekuat tenaga, sehingga melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi. Hmm, pasti mereka terlalu terinspirasi lirik lagu Anggun C. Sasmi yang berjudul "Mimpi".
Tendangan Marcos Rojo, Luis Muriel, dan Jason Murillo di pertandingan Argentina vs Kolombia konon mendarat di tempat parkir stadion. Mestinya mereka mesti mencontoh ketenangan seorang Carlos Tevez, ya (baca di sini).
Sementara itu, bola sepakan Douglas Costa dan Roque Santa Cruz saat Brasil vs Paraguay sukses menghantam kepala penonton di tribun baris teratas. Paling sensasional tentu saja sepakan Gonzalo Higuain di laga final. Bolanya melambung ke langit malam kota Santiago yang gelap. Segelap nuansa hati pemain Argentina yang gagal juara lagi.Â
Menghadapi momen krusial memang harus dengan hati yang tenang dan kepala yang dingin. Alexis Sanchez paham hal tersebut dan kita tahu betapa keren sepakan penaltinya yang memastikan Chili juara.