Sepanjang pengalaman saya, tenaga kerja tukang (baik tukang kayu, bangunan mesin, las elektronika dll) masih banyak dibutuhkan khususnya diluar kota-kota besar dan lebih khusus lagi diluar jawa. Â Dewasa ini yg disebut tukang hampir pasti berusia diatas 50 tahun, terjadi gap generasi tukang.
Dibidang pertanian lebih parah lagi, Â sebagian besar angkatan muda pedesaan hijrah ke perkotaan, walau hanya sekedar jaga konter HP atau pramusaji warung makan atau penjaga toko dan sudah lupa cara mencangkul dan bercocok tanam.
Tulisan ini saya tujukan untuk kita semua terutama generasi muda yg masih getol mencari lowongan pekerjaan, marilah kita ubah pola pikir kita tidak mencari pekerjaan tetapi menciptakan pekerjaan dengan jalan membekali diri dengan ilmu keahlian tertentu
Disamping itu marilah kita merubah orientasi mencari uang menjadi meningkatkan keahlian dibidang masing masing dengan terus belajar dan berinovasi (youtube dan google  adalah maha guru gratis yg bias kita manfaatkan) niscaya uang akan mengikuti perkembangan keahlian kita.  Tanpa modal keahlian jangan pernah berharap bias hidup sejahtera dimasa mendatang.
Mulai dari yg kecil, bikin team work dengan teman2 lainnya yg memiliki keahlian berbeda dan mulai berani menerima tantangan menjadi entrepreneur buka bengkel, usaha service dll sehingga kita menciptakan lapangan pekerjaan
Pertanian memiliki potensi yg besar, kalau sekarang belum menjanjikan pasti ada yg salah dengan cara kita, saya juga pegiat pertanian organic dan kelompok tani yg hamper 20 tahun juga belum ketemu solusi yg tepat tetapi mari kita benahi bersama untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan karier buat anak cucu kita kedepan
Salam perjuangan dari Desa Balong kel Banjarsari kec Samigaluh kulonprogo Jogja (Heroe Soelistiawan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H