Cikar kanan, cikar kiri dan suling kapal melenguh pelan. Lambat-lambat kapten membawa kapal ke pelabuhan terdekat. Sebagian besar mahasiswa dan orangtua bahu-membahu menutup lubang-lubang kebocoran di lambung kapal. Kom Peng-tun dan Tim Transisi tetap bermanuver, Doktor Kuciwa pun tetap menahan nilai mahasiswa.
Kom Peng-tun perlu sadar, dirinya sebetulnya pecundang yang berteriak-teriak seolah pejuang. Karena terlalu lantang mengumandangkan slogan perjuangan, Kom Peng-tun lupa bahwa KTA adalah utang pribadi yang harus dibayar. Â
Dan, di dermaga terdekat, sebagian mahasiswa menjalani wisuda. Walau upacaranya sederhana!
***
Moral cerita:
Pendidikan dan nasib orang banyak, bukan agunan bisnis dan peluang berpolitik!
Bintaro, awal Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H