Mohon tunggu...
Kopral Jabrik
Kopral Jabrik Mohon Tunggu... Dosen - diisi apa?

Menjadi wartawan sejak pertengahan dekade 1970an. Mulai dari reporter Harian Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta, di bawah bimbingan Hadjid Hamzah (almarhum). Sempat aktif di Gelora Mahasiswa (UGM), menulis di Majalah Q (Bandung), Majalah Psikologi Anda (Jakarta), menjadi wartawan Kompas (tahun 1980an, dibimbing oleh AM Dewabrata), redaktur pelaksana Harian Jayakarta, kepala biro Harian Suara Pembaruan (dekade 1990an), produser pemberitaan di SCTV, dosen jurnalistik dan manajemen di Universitas Sahid, Universitas Pelita Harapan dan Universitas Bhayangkara.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membingungkan Penumpang, Layanan Emirates di Bandara Schipol Amsterdam

6 April 2016   04:55 Diperbarui: 6 April 2016   04:59 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Lack of signs causing some EK150 passengers caught in the wrong line. They knew it after having been lining up for almost 2 hours at Counter 29, Terminal 3, Schipol International Airport, Sunday April 3, 2016 evening.

 

Minggu 3 April 2016 petang, antrean calon penumpang penerbangan Emirates EK150 jurusan Amsterdam (Schipol) ke Dubai di Terminal 3 Schipol International kelompok Loket 29 sangat panjang. Tidak ada petugas yang mengatur, hanya ada seorang perempuan muda yang menebar senyum kepada orang-orang yang mengantre.

Ada dua barisan antrean, tanpa ada tanda atau petunjuk yang membedakannya. Beberapa calon penumpang yang akan mengantre menanyakan kepada perempuan petugas perusahaan Emirates itu, di barisan mana mereka harus mengantre karena mereka sebetulnya sudah mendaftarkan (check in) secara online. Perempuan yang ditanya hanya senyum-senyum dan memberitahukan masing-masing penanya agar mereka mengantre saja sesukanya. Tidak ada perbedaan antara kedua barisan itu.

[caption caption="Para calon penumpang Emirates kelehanan mengantre di Terminal 3 Schipol International Airport, Amsterdam"][/caption]

Setelah antre hampir dua jam, tidak jauh dari meja (counter) penerbitan boarding pass, barulah ada tanda kecil yang membedakan antara barisan calon penumpang yang sudah check in secara online dengan yang tidak mendaftar secara online. Tapi orang-orang sudah terlanjur mengantre satu jam lebih di barisan yang keliru, tidak bisa pindah begitu saja ke barisan lain. Karena pengantre di barisan yang lain tentu tidak akan menerima orang lain tiba-tiba masuk di sebelah depan mereka.

Salah seorang penumpang mengeluh kepada petugas ground Emirates di lokjaet penerbitan boarding pass mengenai langkanya tanda yang jelas yang membedakan barisan calon penumpang yang sudah mendaftar on-line dengan yang tidak mendaftar. Kondisi itu mengakibatkan dirinya yang sudah mendaftar secara online, harus terjebak di antrean calon penumpang yang tidak mendaftar online yang barisannya jauh lebih panjang. “It does not mattter. You are already here with me (Tidak masalah toh. Yang penting Anda sudah sampai di loket ini),” tutur petugas loket dengan entengnya.

Itu baru awal kesemrawutan antrean calon penumpang penerbangan Emirates EK150 Minggu 3 April 2016 petang di Kelompok Loket 29, Terminal 3 Bandara Schipol Internasional Amsterdam.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun