Keesokan harinya, satu rekan mereka, Budi Ompong, menyusul ikut bersuaka di LBH. Mereka tinggal di sana selama sekitar 20 hari. Sementara itu Bang Buyung dengan vokal mengecam cara pembantaian para gali di Yogyakarta dan berbagai tempat lain yang dilakukan oleh pihak tentara. Pada saat yang sama AR Saleh berkomunikasi dengan pihak Kodim dan Korem di Yogyakarta meminta jaminan keselamatan bagi empat buron yang bersuaka di LBH.
Berkereta ke Yogyakarta
Perjuangan Buyung dan teman-teman berhasil. Akhir April, setelah mendapat jaminan keselamatan dari Dandim dan Danrem di Yogyakarta, pengacara Maqdir Ismail mengantar empat ‘gali’ tersebut pulang menumpang kereta api dari Stasiun Gambir di Jakarta Pusat. Saya tetap menjalin komunikasi dengan para gali itu. Monyol belakangan tewas karena kecelakaan sepeda motor, Budi Ompong wafat karena sakit dan belakangan Rus Amantri menyusul setelah menderita sakit berkepanjangan. Saat ini, yang masih hidup dari para pencari perlindungan tinggal Trimurdjo alias Kentus.
Saya terharu membaca pesan singkat Kentus Rabu (23/9/2015) siang. Lelaki tua yang tidak lagi memiliki ekerjaan tetap dan tinggal di tempat yang amat sederhana di Lelaki tua yang tidak lagi memiliki ekerjaan tetap dan tinggal di tempat yang amat sederhana di Yogyakarta itu tetap ingat, betapa Adnan Buyung Nasution adalah salah seorang yang pernah melindungi nyawanya.
Sangat banyak catatan saya tentang Adnan Buyung Nasution, pendekar hukum yang banyak jurus. Tak akan tertampung dalam obituari ini. Selamat jalan Bang Buyung.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H